Iklan Enamel GARGOYLE

Author: Kedai Barang Antik / Labels:









Reklame Enamel : Gargoyle - Mobiloil

Beberapa perusahaan pada jaman itu memilih iklan enamel sebagai media beriklan mereka karena kuat dan tahan terhadap segala kondisi cuaca, maka iklan jenis ini sangat cocok diaplikasikan di negara tropis yang memiliki ketidakteraturan cuaca seperti Indonesia.

Iklan enamel dengan penempatan pada tiang dilakukan untuk mengoptimalisasi ruang karena memiliki dua sisi atau bolak-balik, umumnya tiap sisi memiliki kesamaan bentuk visual. Reklame enamel GARGOYLE MOBIL OIL dua sisi dengan ukuran P.60 cm x 40 cm ini merupakan barang langka, bagi anda penghobi pernik otomotif reklame enamel kuno ini bisa menjadi pilihan salah satu koleksi anda.

Iklan enamel memiliki ketebalan 2-3 milimeter, dengan karakteristik warna yang sangat kuat serta tahan lama. Pada banyak iklan enamel, warna pada desain ditandai dengan adanya tekstur yang menonjol dan jika dipegang atau diraba akan terasa pembedaan warnanya.

Industri iklan enamel diseluruh dunia berakhir tahun 1965-an lebih disebabkan karena munculnya teknologi cetak baru yang memudahkan penggarapan iklan dengan mesin cetak seperti poster, iklan koran, leafleat, brosure dan lainnya.

Teknologi cetak membuat produksi iklan dirasa lebih cepat, mudah, murah dan terbarukan sesuai dengan kebutuhan penetrasi komunikasi visual bagi masyarakatnya. Jika anda berminat dengan koleksi ini, bisa menghubungi saya di e-mail : kedaibarangantik@gmail.com SOLD OUT

Lampu Katrol Kolonial

Author: Kedai Barang Antik / Labels:







Lampu Gantung Katrol

Elemen antik dan tradisional memiliki sentuhan cita rasa seni menjadi daya tarik dari masa ke masa, bahkan memberi nilai estetika pada ruangan.

Nostalgia masa lalu diwujudkan melalui koleksi antik lampu gantung katrol ini. Dua zaman bersatu dalam sebuah massa dan waktu, lampu unik peninggalan masa lampau ini jauh lebih tua dari usia anda.

Rumah berdesain modern memang sedang digemari. Namun jika disimak lebih jauh, ada trend arsitektur yang mulai banyak hadir dalam bangunan rumah tinggal saat ini, yaitu trend gaya tempo doeloe.

Cantik dan berkarakter atas dasar inilah lampu gantung katrol porselen menjadi barang yang paling diminati kolektor. Kombinasi konvensional dan kontemporer mengundang perhatian karena bentuknya yang unik memberi gairah baru pada suasana tempo doeloe.

Berbahagialah jika anda masih menyimpan pernik langka ini. Sudah jarang khan melihat lampu katrol porselen khas kolonial yang semacam ini ?? Jika anda berminat dengan koleksi ini, bisa menghubungi saya di e-mail : kedaibarangantik@gmail.com SOLD OUT

Boneka Antik Kolonial

Author: Kedai Barang Antik / Labels:









Boneka Porselen Antik : Armand Marseille Dolls

Indonesia merupakan bekas jajahan Belanda selama lebih dari tiga ratus tahun, tak heran pernak pernik peninggalan keluarga kolonial sebagian masih mungkin bisa ada sebagai koleksi.

Boneka porcelain antik merk Armand Marseille - Made in Germany ini nampaknya sudah masuk ke Indonesia pada tahun 1920-an. Untuk informasi lebih lanjut mengenai boneka antik ini, anda bisa berkunjung di website berikut : http://www.antique67.com/articles.php?article=89

Bagi kalangan pecinta koleksi peninggalan Dutch East Indies, atau mereka yang mampu mengapresiasi keindahan boneka porselen antik tempo doeloe ini sungguh mempesona. Kita bukan hanya menikmati aspek estetika melainkan juga nilai arkeologisnya. Tertarik ??


Armand Marseille Dolls - An Introduction:

Armand Marseille dolls are one of the most common antique dolls that are found today. They made certain of their dolls, including the very plentiful 390 and 370 molds, for a span of over 30 years. Although they are known for some fine character dolls and some lovely lady dolls, the great majority of their dolls were dolly faced child dolls, babies and toddlers. At the height of their production, they produced over 1,000 doll heads per day.


Years of Production of Armand Marseille Dolls:

Marseille dolls were produced from roughly 1885 until approximately 1930.


About The Armand Marseille Doll Company:

Located in Koppelsdorf, in the Thuringia region of Germany, the Armand Marseille doll company was at the heart of the German dollmaking revolution in the 1890s. Started by Armand Marseille in 1865, the company didn't make dolls until approximately 1885. Armand Marseille, Jr. was at the head of the company for the majority of the company's dollmaking years.

Materials:

Almost all of the doll heads were made of bisque; many other doll companies purchased Armand Marseille doll heads. Doll bodies were generally made of composition or stuffed kid with bisque arms.


Basic Types of Armand Marseille Dolls:

As mentioned, the majority of Armand Marseille dolls were made with bisque heads; the most common being the 390 head mold on a composition body and the 370 (a shoulder head mold) on a stuffed kid body. Armand Marseille also made a large variety of baby dolls including the Dream Baby, toddler dolls, character dolls including Just Me and several rare models. Other well known dolly-faced child dolls include Floradora, Queen Louise and Darling Dolly. They also made googlies.


Marks on Armand Marseille Dolls:

Armand Marseille dolls are generally very clearly marked on the back of the bisque head; as an example: Armand Marseille / Germany / 390 / A 5 M or something similar, where 390 is the mold number. Many of the dolls are marked with A M instead of Armand Marseille.

SOLD OUT

Batik Antik Eliza van Zuylen

Author: Kedai Barang Antik / Labels:






Woman's Hip Wrapper (Sarung), 1937-1942


Warna dari Pesisir: Batik Antik Eliza van Zuylen

Siapa yang tak kenal batik ? Setiap kali memandang kain batik selalu terasa ada pesona yang memancar. Bukan sekadar keindahan perpaduan dan komposisi ragam hias serta permainan warna yang menarik diamati, tetapi juga semangat zaman yang dipancarkan kain tersebut.

Menurut beberapa kolektor karena batik adalah barang seni. Batik ibarat sebuah lukisan, pembuatannya makan waktu, tidak pabrikan tapi satu persatu. Ini dianggap bernilai, terutama jenis batik kuno yang motifnya klasik.

Tak mengherankan untuk mendapatkannya, kolektor rela mengeluarkan dana tak terbatas hanya untuk selembar batik. Kain ini memang populer di kalangan tertentu, dijadikan benda koleksi, dipuja dan disimpan bak barang antik.

Setelah tahun 1860, Pekalongan memang menjadi sentra produksi batik Indo-Eropa atau dikenal sebagai Batik Belanda. Terutama di Pekalongan-lah ragam hias dan komposisi batik mengalami proses Eropanisasi, terutama dalam inspirasi dan pengerjaan. Hal ini karena ada kebutuhan dari pembeli orang-orang Indo-Eropa, laki-laki dan perempuan.

Batik yang terutama berasal dari pengusaha batik berdarah Indo-Eropa seperti Eliza van Zuylen menjadi keharusan untuk dimiliki sebagai penunjuk keterhubungan dengan komunitas Belanda pada masa itu.

Eliza van Zuylen adalah maestro pembuat batik di Indonesia kelahiran Belanda. Dia tinggal di Indonesia sekitar tahun 1863-1947 saat Belanda menjajah Indonesia.

Eliza van Zuylen memberi sumbangan dalam perkembangan batik melalui kebiasaan membubuhkan tanda tangan pada setiap lembar batik mereka untuk menunjukkan tiap lembar dibuat khusus dengan kesempurnaan pengerjaan.

Pada gaya ragam hias dan komposisi yang menciptakan gaya khas Pekalongan diantaranya penggunaan motif buket bunga atau lebih dikenal sebagai buketan yang kemudian dipandang sebagai esensi Batik Pesisir.

Buket berukuran besar ini diletakkan di bagian badan maupun kepala kain, bagian badan dihiasi lambang kemakmuran yang disebut Horn of Abundance. Sedangkan bunga buket dan burung gereja adalah salah satu ciri utama Batik Belanda.

Batik Belanda menjadi penanda kelas sosial pada masyarakat kolonial yang dibeda-bedakan berdasarkan ras dan status sosial. Batik yang dikenakan sebagai kain panjang atau sarung dan kebaya atau atasan longgar bergaya tunik menjadi pakaian favorit orang Indo-Eropa karena sesuai dengan iklim tropis.

Batik-batik koleksi Eliza van Zuylen bukan hanya indah, tetapi juga memberi pemahaman tentang sebuah penggalan sejarah Indonesia. Inilah gambaran penggalan sejarah kolonial di Indonesia.

Woman's Hip Wrapper (Sarung), Eliza van Zuylen,

Pekalongan - Central Java
Circa : 1937-1942
Size : 106 cm x 103 cm
SOLD OUT

Radio Transistor Antik

Author: Kedai Barang Antik / Labels:




Radio Transistor Lawas TJAWANG

Beberapa orang yang memilih radio transistor lawas sebagai pelengkap interior lebih kepada ingin memberi kesan lawas pada desain interiornya.

Banyak diantara kita, terutama yang berusia di atas 40 tahunan akan terkenang dengan radio transistor merk "TJAWANG" tipe seperti ini sangat umum dimiliki rumah tangga kelas menengah era tahun 1960 an.

Kini, setelah radio transistor semacam ini tidak lagi diproduksi, justru banyak orang memburunya. Kelangkaannya yang bikin bernilai, membawa kita pada memori masa lampau. Tertarik ? SOLD OUT

Reklame Enamel TJAP AJAM

Author: Kedai Barang Antik / Labels:













Reklame Enamel OBAT NJAMOEK

Bagi kalangan pecinta reklame enamel, atau mereka yang mampu mengapresiasi keindahan di balik iklan "porcelain sign", kita bukan hanya menikmati aspek estetika melainkan juga nilai arkeologisnya, niscaya tak ternilai harganya.

Ada hal menarik dalam ilustrasi gambar label kemasan obat nyamuk ini, yaitu ayam. Satwa memang paling sering dijadikan merek. Obat nyamuk buatan COCKSEC MOSQUITO SPIRAL JAPAN INSECT POWDER MFG.CO.OSAKA – JAPAN

Umumnya iklan enamel lawas terbuat dari plat lempengan baja. Tak heran, reklame ini berbobot lebih berat dibanding reklame yang ada sekarang. Kini, setelah reklame enamel Tjap Ajam - Jang Sanget Mandjoer semacam ini tidak lagi diproduksi, justru banyak orang memburunya.

Reklame enamel antik " Obat Njamoek - Tjap Ajam " tersebut mempunyai ukuran P.76 cm x L.60 cm ini mempunyai warna yang kuat untuk memancarkan efek gradasi dapat dilihat dari penataan gambar dan tipografi huruf yang seimbang dan teratur. Berminat ?? SOLD OUT

Toples Kembang Goela

Author: Kedai Barang Antik / Labels:





Toples Permen Antik

Kini toples jenis ini tentu saja sudah jarang kita temui, resto bergaya kolonial dan bermenu tradisional belakangan memang sedang menjadi trend. Toples kembang goela sebagai pelengkap interior ruangan yang bersifat dekoratif.

Toples kaca unik dengan tulisan timbul VENZ yang mempunyai ukuran T.30 cm x Diameter 11 cm ini usianya tergolong renta. Bernostalgia ke masa lampau menjadi sangat berarti bagi sebagian orang. Jika anda berminat dengan koleksi ini, bisa menghubungi saya di e-mail : kedaibarangantik@gmail.com

Gembok Kolonial

Author: Kedai Barang Antik / Labels:





Gembok Kolonial

Di era modern seperti saat ini, rasanya agak sulit untuk menemukan barang-barang tempo dulu. Pernik gembok peninggalan penjajahan kolonial ini berbentuk bulat dan benda itu pun masih tampak kokoh dan mantap. Bahkan masih berfungsi sebagaimana mestinya, walau usianya tergolong renta.

Nuansa nostalgia pun terasa begitu kuat. Sudah jarang khan melihat desain gembok unik yang semacam ini ?? Jika anda berminat dengan koleksi ini, bisa menghubungi saya di e-mail : kedaibarangantik@gmail.com SOLD OUT

Depot B.P.M Autoline Motorvet

Author: Kedai Barang Antik / Labels: ,



Iklan De Bataafsche Petroleum Maatschappij (B.P.M)

Sebuah iklan kertas yang merupakan satu-satunya perusahaan minyak kaliber dunia yang melakukan penambangan minyak di Indonesia mempunyai anak perusahaan yang bernama Bataafsche Petroleum Maatschappij (B.P.M) atau yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan SHELL. Dalam menjalankan usahanya perusahaan ini memperoleh dukungan sepenuhnya dari Pemerintah Hindia Belanda yang berada di bumi Nusantara.

Iklan lama ini menyimpan banyak cerita tentang sejarah dan bagian dari kronologi perminyakan di Indonesia. Depot - De Bataafsche Petroleum Maatschappij ( B.P.M ) - Autoline Motorvet Smeerolie ini mempunyai ukuran P.25 cm x L.18 cm ini sungguh memikat yang tampaknya sudah lama ada sejak tahun 1925. Tertarik memilikinya ??

N.V. IJsmaatschappij Petodjo, Batavia

Author: Kedai Barang Antik / Labels:







REKLAME ENAMEL : IJsfabriek Petodjo (1907-1922)

Petodjo Ijs. Artinya kurang lebih adalah Depot Es Petodjo. Bahasa yang masih mewarnai kehidupan masyarakat maupun bidang reklame dan adpertensi adalah bahasa bekas penjajah terlama: Belanda.

Gaya desain dari enamel dalam bentuk secara visual terpengaruh “Hollandsch denken en Hollandsch inzicht” (berfikir dan berpandangan ala Belanda) Ada hal yang menarik dari enamel yang mempunyai ukuran P.80 cm x L.25 cm ini, ternyata sejak zaman dulu warga Batavia sudah menggemari minuman dingin.

Kita melihat warung Petodjo Ijs. Pada jaman itu es Petodjo adalah merek es yang terkenal dari kawasan Petodjo di Batavia. Harga es 10 cent se-pond (menurut buku Keadaan Jakarta Tempo Doeloe: Sebuah Kenangan 1882-1959 karya Tio Tek Hong) Es Petodjo baru disebut es Petodjo sesudah pabrik pindah ke Petodjo. Tidak diketahui secara pasti tahun berapa pabrik es tersebut pindah.

Di sinilah kusir delman, tukang becak, penjual makanan, bertemu. Mereka berbincang-bincang, dan melepaskan lelah. Opas, pembantu polisi, berkeliling dengan sepeda menjaga ketertiban. Suasananya amat berbeda dibanding dengan jaman sekarang. Mungkin karena ada depot es yang dibikin perusahaan Petodjo Ijs pada masa itu.

Mungkin sebagian dari anda yang masih muda-muda agak awam dengan merek dagang ini. Tapi sekarang mungkin kalau dengar istilah Petodjo Ijs tersebut diatas jadi ngerti ya. Berminat memilikinya ?? SOLD OUT