Microphone Stasiun Kereta Api

Author: Kedai Barang Antik / Labels:









Menerawang Masa Lalu Melalui Pernik Kereta Api....

Di stasiun orang bertemu dan berpisah. Tak cuma tempat perhentian kereta api, keindahan arsitektur stasiun buatan Belanda di seluruh pulau Jawa masih menarik untuk dinikmati hingga kini.

Kesibukan di stasiun kental terasa. Angin berembus dari arah jajaran rel ke selasar tempat tunggu penumpang, membawa serta suara bel pengumuman, deru mesin kereta, dan percakapan ribuan orang di tempat itu. Barangkali kesibukan serupa terjadi di masa lalu.

Dulu, jasa angkutan darat peninggalan Belanda itu, menjadi alat angkut primadona yang biasa digunakan oleh para bangsawan dan petinggi penjajah ketika mereka bepergian.

Saya sempat merenungkan keberadaan mikrofon (bahasa Inggris: microphone) itu di stasiun kereta pada zamannya.Sungguh warisan masa lampau yang berharga, yang dahulu sempat prominen dimasanya. Namun jika merunut sejarahnya, koleksi ini muncul saat nusantara sedang dalam masa penjajahan kolonial Belanda.

Koleksi mikrofon stasiun kereta yang sudah berusia lebih dari 80 tahun ini tak ternilai historisnya. Seolah bentangan jalan menuju masa lalu bercerita tentang makna dan rasa suatu masa.... Mempunyai ukuran T.23 cm x L.15 cm ada merek T.M.C dengan mekanisme rangka kuningan fleksibel (naik turun).

Jika kita bicara pernik perkeretaapian masa lampau, maka yang merambati diri kita adalah nostalgia dan eksotisisme. Nostalgia itu soal pengalaman masa lalu. Eksotisisme itu perkara cita rasa: kerinduan terhadap sesuatu yang langka, agak menyalahi zaman. Mau ?  SOLD OUT

Lampu Gerbong Kereta Api

Author: Kedai Barang Antik / Labels:







Perjalanan Panjang Lampu Baca Kereta Api, Bercahaya Lagi...
 

Luar biasa rasanya, jika kita memiliki sebuah koleksi yang tidak berubah selama 70 tahun, rasanya seperti terlempar ke masa silam. Bagi kalangan pecinta koleksi peninggalan Dutch East Indies, kita bukan hanya menikmati aspek estetika melainkan juga nilai arkeologisnya, niscaya tak ternilai harganya.

Kini, semua itu memang sudah hilang pernak-pernik yang berkaitan dengan sejarah perkembangan dunia perkeretaapian di Indonesia. Apalagi, kenangan yang dibawa lampu baca gerbong kereta api ini membawa sensasi tersendiri.

Lampu baca pada gerbong kereta api ini sudah tua usianya, kini tergolong langka dan sudah tidak diproduksi lagi. Mempunyai ukuran P.18 cm x L.8 cm x T.7,5 cm dengan mekanisme buka tutup adalah keunikan lain.
Sehingga saya kini semakin berhati-hati menyimpannya. Tertarik memilikinya ??

Radio Transistor MACAN

Author: Kedai Barang Antik / Labels:






 


Radio Transistor Sebagai Jejaring Sosial di Tahun 60-an

Sebelum tahun 1970 pesawat radio merupakan kebanggaan dan menjadikan sangat prestisius bagi pemiliknya. Radio itu berwarna hitam, model gelombang mata bagongan, baterai 4.

 Bentuknya seperti tas, bisa ditenteng dan antenenya bisa dilipat ke dalam mengikuti bentuk radio tersebut. Suaranya lebih bening, dan menambah gengsi pemiliknya.

Menurut penelusuran radio ini dibeli sekitar tahun 1967, saat Orde Baru mulai berhasil menggeliatkan ekonomi anak negeri. Harga radio jadi murah. Dengan uang Rp 4.000,- yang berarti senilai emas 8 gram atau padi dua kwintal, orang sudah bisa beli radio transistor berbaterai 3, yang belakangnya ditutup harboard.

Bila semalaman nyetel wayang, pagi harinya baterai tersebut dijemur, agar kuat kembali suaranya. Bahkan ada, baterai itu dikukus (direbus) di atas nasi liwetan.

Koleksi radio transistor National - Macan tersebut mampu memikat hati pelanggan yang menjadi produk premium di pasar Indonesia pada masa itu.

Pendengar anak muda dimanjakan dengan lagu-lagunya Tety Kadi, Titik Sandora – Muhsin, Alfian, Erni Djohan, Anna Mathovani, Tanti Yosepha hingga Vivi Sumanti dan Christine.

Saya membayangkan keriuhan masa itu. Ketika diputar gelombangnya, muncul lagunya Bing Slamet "Nonton Bioskop" yang sedang ngetop kala itu. "Malam minggu aku pergi ke bioskup, bergandengan ama pacar nonton koboi..." Sangat memorable. Berminat ??  SOLD OUT

Standing Meja Antik

Author: Kedai Barang Antik / Labels:






Perabotan Kuno, Riwayatmu Kini...

Pernak perabotan lama selalu mengundang perhatian karena bentuknya yang unik. Standing meja bentuk konvensional dengan ukuran T.61 cm x L.30 cm ini mewakili budaya dan tradisi masa lampau.

Material kayu jati ditandai dengan adanya tekstur kambium yang merupakan kayu jati berusia puluhan tahun.
Tentu barang lama yang secara kualitas jelas tidak diproduksi sembarangan.

Beberapa orang yang memilih perabotan kuno sebagai pelengkap interior lebih kepada ingin memberi kesan lawas pada desain interiornya. Anda tak perlu takut memadukan standing meja ini dengan konsep interior rumah anda, karena kesan lawas tak lagi monopoli rumah-rumah tua tempo dulu.

Standing meja bernuansa tahun 1940-an ini tampaknya sudah mulai jarang ditemui. Banyak orang pula yang mengagumi meja model ini, karena bahannya yang terbuat dari kayu jati solid. Bahkan masih berfungsi sebagaimana mestinya, walau usianya tergolong renta.

Selain jenis kayu, menarik juga untuk dicermati bagaimana meja ini dibuat dengan rapi. Kombinasi konvensional dan kontemporer. Makin unik makin menarik. Tapi, sungguh, ketika pertama melihatnya saya seperti terlempar ke masa silam. Tertarik memilikinya ? SOLD OUT

Standing Kapstok Kolonial

Author: Kedai Barang Antik / Labels:






Standing Kapstok Tua Yang Bertahan Hingga Kini...

Bagi anda yang sedang merancang rumah atau sedang berencana merubah suasana perabotan di rumah anda koleksi ini mungkin bisa berguna. Apalagi kalau anda berencana menggagas konsep rumah bergaya kolonial.
 
Berorientasi pada prinsip arsitektur kolonial yang "dikemas" dalam wujud modern sehingga penampilannya lebih kontemporer, dan desain yang tak lekang oleh waktu.

Langgam gaya Indies sebagai perpaduan budaya Belanda dan Jawa sebagai manifestasi dari nilai-nilai budaya yang berlaku pada zaman itu ditampilkan lewat kualitas bahan lembaran kayu utuh dan detail tekstur pengerjaannya.

Dalam perjalanan waktu koleksi standing kapstok warisan kemewahan gaya kolonial seperti ini perlahan mulai jarang ditemui. Berminat memilikinya ?  SOLD OUT

Lemari Dutch East Indies

Author: Kedai Barang Antik / Labels:








Lemari Antik : Bukan Kuno, Ini Klasik!

Koleksi lemari gaya Indies peninggalan masa kolonial disimpan secara apik oleh pemiliknya. Sehingga sampai kini pun kondisinya tidak berubah, sungguh memikat bagi siapa saja yang melihatnya.

Mengisi rumah dengan perabotan tempo doeloe bukan berarti ketinggalan jaman. Dengan sedikit kreativitas, barang-barang lama pun bisa berubah jadi pemanis ruangan yang unik dan berkarakter.

Para Meneer Belanda memang punya perhatian pada iklim tropis dengan pemilihan perabot, dapat disimpulkan bahwa koleksi ini memang ditujukan untuk masyarakat kalangan menengah ke atas pada tahun 1930-an.

Orang Belanda sangat menguasai dan mencintai karya-karya pertukangan hingga pada detail-detailnya. Koleksi perabotan rumah tangga golongan menengah di beberapa kota besar yang pada waktu itu jumlahnya sangat terbatas.

Tentu barang lama yang secara kualitas jelas tidak diproduksi sembarangan. Hingga kini, perabotan kuno semacam ini semakin menyusut drastis. Mau ? SOLD OUT

Pesawat Telepon Stasiun Kereta Api

Author: Kedai Barang Antik / Labels:







Merekam Sejarah Lewat Koleksi Telepon Stasiun Kereta...

Di stasiun orang bertemu dan berpisah. Tak cuma tempat perhentian kereta api, keindahan arsitektur stasiun buatan Belanda di seluruh pulau Jawa masih menarik untuk dinikmati hingga kini.

Kesibukan di stasiun kental terasa. Angin berembus dari arah jajaran rel ke selasar tempat tunggu penumpang, membawa serta suara bel pengumuman, deru mesin kereta, dan percakapan ribuan orang di tempat itu. Barangkali kesibukan serupa terjadi di masa lalu.

Dulu, jasa angkutan darat peninggalan Belanda itu, menjadi alat angkut primadona yang biasa digunakan oleh para bangsawan dan petinggi penjajah ketika mereka bepergian.

Pesawat telepon induktor "onthel" ini telah dipakai di Indonesia sejak zaman Hindia Belanda oleh S.S - Staats Spoorwegen (Kereta Api Negara, sekarang P.T. Kereta Api Indonesia) pesawat telepon "onthel" yang menghubungkan antar stasiun penting dengan arus listrik dari putaran. Namun jika merunut sejarahnya, koleksi ini muncul saat nusantara sedang dalam masa penjajahan kolonial Belanda.

Telepon ini sejenis dengan 'interkom' karena tidak menggunakan nomor-nomor untuk menghubungi stasiun-stasiun kereta api. Cara mengoperasikannya dengan memutar alat pemutar yang ada di telepon ini sebagai penyambungnya.

Pada telepon jenis ini terdapat sebuah kumparan induksi untuk membangkitkan arus signal bolak-balik ke papan sambung. Untuk membangkitkan tegangan arus signal bolak-balik dengan jalan memutar pada alat pemutar di telepon dengan kecepatan yang cukup.

Koleksi pesawat telepon "onthel" merek SIEMENS klasik ini merupakan koleksi stasiun kereta api, yang di Indonesia kini nyaris tak ada lagi atau punah. Berminat memilikinya ?? SOLD OUT

Teko Keramik Angsa

Author: Kedai Barang Antik / Labels:







Koleksi Teko Tua Yang Bertahan Hingga Kini...

Perabotan lama selalu mengundang perhatian karena bentuknya yang unik. Usia dan desain uniknya, menjadi daya pikat tersendiri memberi gairah baru pada suasana tempo doeloe.

Teko keramik motif angsa yang mempunyai ukuran T.14 cm x L.21 cm ini pun masih tampak kokoh dan mantap. Tidak hanya sekedar teko keramik biasa, desain teko tersebut menampilkan motif satwa hewan angsa. Secara visual ilustrasi desain bergaya vintage cukup sukses sebagai daya pikat. Istimewa !

Membentuk ciri khas, serta menciptakan sense of space ketika ada tamu yang memasuki rumah. Ia mewakili budaya dan tradisi masa lampau yang kental dengan gaya hidup saat itu. Bahkan masih berfungsi sebagaimana mestinya, walau usianya tergolong renta. Berminat ??