Terpengaruh pola pikir masyarakat pada masa itu, tentang eksistensi seni dan kerajinan perabot, menghasilkan barang-barang "bercita rasa seni".
Gaya Semarangan atau Art Nouveau, demikian kita sering menyebutnya.
Bentuk desainnya memperlihatkan keterpaduan antara hiasan dan struktur. Inilah karakteristik desain furniture bergaya Art Nouveau.
Identifikasi visual berupa bentuk-bentuk organis, garis tumbuhan, dan garis liuk yang feminim.
Dinamis, mengalir, dengan garis lekukan yang sangat mencerminkan karakter Art Nouveau.
Keluwesan pola lengkung asimetris bagian kaki kursi merupakan karakteristik perabot Eropa masa lampau.
Karya Art Nouveau biasanya dicirikan dengan bentuk-bentuk plastis dan organis, tapi tetap mengandalkan prinsip-prinsip geometris.
Art Nouveau merupakan gaya yang eksentrik dan mahal mengingat tingkat kesulitan detail yang tinggi.
Ketegasan garis-garis struktur kayu itu sendiri sekaligus digunakan sebagai kekuatan visual artistiknya.
Bentuk bentuk aliran garis lengkung sangat sulit dibuat, mahal, dan lagi memakan waktu.
Jejak Perabotan Semarangan Masa Lalu...
Koleksi set kursi tamu ini merujuk pada kelas masyarakat menengah atas, yang mencoba mengangkat kembali unsur-unsur antik dari masa silam, menggunakan garis-garis lengkung dan pola-pola organik seperti tumbuhan.
Di Indonesia art nouveau dikenal juga sebagai aliran semarangan cirinya adalah garis-garis menggelombang dengan bunga. Gaya Semarangan atau Art Nouveau kental dengan pengaruh Eropa, tak heran kalau seringkali terlihat mirip dengan gaya klasik.
Sifat dan kelebihan material kayu diolah dengan keahlian yang sempurna, adalah wujud yang terlihat selain kejujuran konstruksi, kekuatan garis, dan proporsi volume. Inilah karakteristik desain furniture bergaya Art Nouveau.
Bentuk desainnya memperlihatkan keterpaduan antara hiasan dan struktur, struktur kayu jatinya sendiri terkesan dekoratif, klasik dan kokoh. Aliran Art Nouveau ini menghilang pelan-pelan di sekitar tahun 1910
Bagi kalangan pecinta koleksi peninggalan Dutch East Indies bergaya Semarangan, kita bukan hanya menikmati aspek estetika melainkan juga nilai arkeologisnya, niscaya tak ternilai harganya. SOLD OUT
Gaya Semarangan atau Art Nouveau, demikian kita sering menyebutnya.
Bentuk desainnya memperlihatkan keterpaduan antara hiasan dan struktur. Inilah karakteristik desain furniture bergaya Art Nouveau.
Identifikasi visual berupa bentuk-bentuk organis, garis tumbuhan, dan garis liuk yang feminim.
Dinamis, mengalir, dengan garis lekukan yang sangat mencerminkan karakter Art Nouveau.
Keluwesan pola lengkung asimetris bagian kaki kursi merupakan karakteristik perabot Eropa masa lampau.
Karya Art Nouveau biasanya dicirikan dengan bentuk-bentuk plastis dan organis, tapi tetap mengandalkan prinsip-prinsip geometris.
Art Nouveau merupakan gaya yang eksentrik dan mahal mengingat tingkat kesulitan detail yang tinggi.
Ketegasan garis-garis struktur kayu itu sendiri sekaligus digunakan sebagai kekuatan visual artistiknya.
Bentuk bentuk aliran garis lengkung sangat sulit dibuat, mahal, dan lagi memakan waktu.
Alas lemari menggunakan marmer doff persegi berwarna abu-abu, bisa masuk dalam segala style desain interior.
Koleksi set kursi tamu ini merujuk pada kelas masyarakat menengah atas, yang mencoba mengangkat kembali unsur-unsur antik dari masa silam, menggunakan garis-garis lengkung dan pola-pola organik seperti tumbuhan.
Di Indonesia art nouveau dikenal juga sebagai aliran semarangan cirinya adalah garis-garis menggelombang dengan bunga. Gaya Semarangan atau Art Nouveau kental dengan pengaruh Eropa, tak heran kalau seringkali terlihat mirip dengan gaya klasik.
Sifat dan kelebihan material kayu diolah dengan keahlian yang sempurna, adalah wujud yang terlihat selain kejujuran konstruksi, kekuatan garis, dan proporsi volume. Inilah karakteristik desain furniture bergaya Art Nouveau.
Bentuk desainnya memperlihatkan keterpaduan antara hiasan dan struktur, struktur kayu jatinya sendiri terkesan dekoratif, klasik dan kokoh. Aliran Art Nouveau ini menghilang pelan-pelan di sekitar tahun 1910
Bagi kalangan pecinta koleksi peninggalan Dutch East Indies bergaya Semarangan, kita bukan hanya menikmati aspek estetika melainkan juga nilai arkeologisnya, niscaya tak ternilai harganya. SOLD OUT