Sejarah mencatat bahwa perkembangan perabotan kolonial di Indonesia diawali oleh bangsa Eropa yang pertama kali datang yakni Portugis. Perabotan Indies ini, patut disyukuri karena masih berfungsi dengan baik dan utuh yang dapat menceritakan masa lalu.
Tapi kenyataannya, hingga kini gaya Portugis tetap memiliki nilai yang lebih sekaligus nilai historis yang tak mungkin dimiliki oleh gaya lain. Terkabar buffet klasik jenis ini sudah ada sejak awal 1900-an.
Dekorasi interior Kolonial Portugis "mencintai" tata letak yang luas, di mana setiap subjek dialokasikan ruang interiornya.
Memperhatikan keharmonisan proporsi geometri, inilah karakteristik desain furniture dari era kolonial Portugis.
Pada kedua panel papan pintu kayu berbentuk perisai ciri khas langgam Portugis sebagai ekploitasi valume kayu bidang lebar.
Struktur panel pintu kayu jati bidang lebar satu lembar papan, lebih kuat dan tak mudah pecah.
Gaya desain pada tarikan pintu lemari merupakan simbol kemewahan pada jaman dahulu.
Kayu jati masa lampau sangat kuat dan awet, serta tidak mudah berubah bentuk oleh perubahan cuaca. Memanfaatkan kualitas kayu jati solid bidang lebar dan besar.
Jika dilihat secara keseluruhan, konstruksi buffet bergaya Portuguese ini sangat jauh dari kesan simple. Bidang kayu jati lengkung serba besar, detail, ribet dan mahal.
Jika dilihat semua ornamen tarikan laci seperti tak berubah, kunci masih berfungsi baik walau usianya hampir 100 tahun lalu.
Laci menggunakan sisitem knock down atau sistem sambungan yang disebut dengan istilah buntut burung.
Tekstur material dipertahankan seperti aslinya, kualitas yang terjaga dalam originalitas.
Buffet klasik era kolonial Portugis yang memilih materialnya dengan selektif dan berkelas. Bahkan sampai detail dengan bentuk-bentuk geometris ulir pada pilar penopangnya.
Semakin tua usia kayu, warnanya akan semakin matang dan lama-kelamaan muncul patina atau tekstur kayu.
Sampai kini pun kondisinya tidak berubah, sungguh memikat bagi siapa saja yang melihatnya. Just marvelous design.
Legenda Keagungan Masa Colonial Portuguese....
Era kolonialisme fisik telah lama berlalu nun jauh puluhan tahun silam. Bendera kolonial tak lagi berkibar, garis garis peta penunjuk daerah penghasil rempah rempah tak lagi dihamparkan.
Bentuk fungsional muncul dengan tampilan yang polos tanpa dekorasi, sebagai akibat dari prinsip bentuk mengikuti fungsi (form follows function) pada masa itu. Ketegasan garis-garis struktur kayu itu digunakan sebagai kekuatan visual artistiknya.
Gaya desain tersebut tercipta dan lahir dari kerinduan para penguasa terhadap kampung halamannya. Desain yang dihasilkan tidak 100% sama seperti aslinya karena disesuaikan dengan iklim, tersedianya material dan penyesuaian dengan lingkungan alam sekitar di Hindia Belanda.
Disaat bangsa Eropa mulai membaur dengan masyarakat Hindia Belanda, kebudayaan Indies mulai tampak dengan adanya bentuk perabot yang mirip dengan gaya desain negara asal mereka.
Namun, setelah zaman kolonialisme Belanda berakhir di era 1930-an, buffet yang mempunyai ukuran P.150 cm x L.60 cm x T.139 cm tersebut pun ikut punah dengan sendirinya.
Hasilnya berbentuk gaya Hindia Belanda yang bercitra kolonial yg disesuaikan dengan lingkungan lokal, iklim dan material yang tersedia pada masa itu.
Koleksi Buffet Portugis itu kini merupakan collector’s item yang berharga di pasar benda-benda antik karena sudah punah. Tertarik memilikinya ? SOLD OUT
Tapi kenyataannya, hingga kini gaya Portugis tetap memiliki nilai yang lebih sekaligus nilai historis yang tak mungkin dimiliki oleh gaya lain. Terkabar buffet klasik jenis ini sudah ada sejak awal 1900-an.
Dekorasi interior Kolonial Portugis "mencintai" tata letak yang luas, di mana setiap subjek dialokasikan ruang interiornya.
Memperhatikan keharmonisan proporsi geometri, inilah karakteristik desain furniture dari era kolonial Portugis.
Pada kedua panel papan pintu kayu berbentuk perisai ciri khas langgam Portugis sebagai ekploitasi valume kayu bidang lebar.
Struktur panel pintu kayu jati bidang lebar satu lembar papan, lebih kuat dan tak mudah pecah.
Gaya desain pada tarikan pintu lemari merupakan simbol kemewahan pada jaman dahulu.
Kayu jati masa lampau sangat kuat dan awet, serta tidak mudah berubah bentuk oleh perubahan cuaca. Memanfaatkan kualitas kayu jati solid bidang lebar dan besar.
Jika dilihat secara keseluruhan, konstruksi buffet bergaya Portuguese ini sangat jauh dari kesan simple. Bidang kayu jati lengkung serba besar, detail, ribet dan mahal.
Jika dilihat semua ornamen tarikan laci seperti tak berubah, kunci masih berfungsi baik walau usianya hampir 100 tahun lalu.
Laci menggunakan sisitem knock down atau sistem sambungan yang disebut dengan istilah buntut burung.
Tekstur material dipertahankan seperti aslinya, kualitas yang terjaga dalam originalitas.
Buffet klasik era kolonial Portugis yang memilih materialnya dengan selektif dan berkelas. Bahkan sampai detail dengan bentuk-bentuk geometris ulir pada pilar penopangnya.
Semakin tua usia kayu, warnanya akan semakin matang dan lama-kelamaan muncul patina atau tekstur kayu.
Sampai kini pun kondisinya tidak berubah, sungguh memikat bagi siapa saja yang melihatnya. Just marvelous design.
Legenda Keagungan Masa Colonial Portuguese....
Era kolonialisme fisik telah lama berlalu nun jauh puluhan tahun silam. Bendera kolonial tak lagi berkibar, garis garis peta penunjuk daerah penghasil rempah rempah tak lagi dihamparkan.
Bentuk fungsional muncul dengan tampilan yang polos tanpa dekorasi, sebagai akibat dari prinsip bentuk mengikuti fungsi (form follows function) pada masa itu. Ketegasan garis-garis struktur kayu itu digunakan sebagai kekuatan visual artistiknya.
Gaya desain tersebut tercipta dan lahir dari kerinduan para penguasa terhadap kampung halamannya. Desain yang dihasilkan tidak 100% sama seperti aslinya karena disesuaikan dengan iklim, tersedianya material dan penyesuaian dengan lingkungan alam sekitar di Hindia Belanda.
Disaat bangsa Eropa mulai membaur dengan masyarakat Hindia Belanda, kebudayaan Indies mulai tampak dengan adanya bentuk perabot yang mirip dengan gaya desain negara asal mereka.
Namun, setelah zaman kolonialisme Belanda berakhir di era 1930-an, buffet yang mempunyai ukuran P.150 cm x L.60 cm x T.139 cm tersebut pun ikut punah dengan sendirinya.
Hasilnya berbentuk gaya Hindia Belanda yang bercitra kolonial yg disesuaikan dengan lingkungan lokal, iklim dan material yang tersedia pada masa itu.
Koleksi Buffet Portugis itu kini merupakan collector’s item yang berharga di pasar benda-benda antik karena sudah punah. Tertarik memilikinya ? SOLD OUT