Elemen-elemen bergaya vernakular Belanda yang banyak digunakan dalam perabotan kolonial Hindia Belanda antara tahun 1900 sampai tahun 1910-an.
Perabot ini merujuk pada kelas masyarakat menengah atas, yang dahulu sempat prominen dimasanya.
Pola geometris atau bunga ornamen sebuah sintesis dari budaya Timur dan Eropa.
Bentuk kaki penopang berciri khas klasik dengan tiang berbentuk botol. Inilah karakteristik desain perabotan bergaya Bosscha dalam kehidupan sosial masyarakat pada masa itu.
Konstruksi lengkung kayu solid, tak hanya dianggap klasik namun sekaligus memiliki citarasa seni.
Teknik pertukangan jaman kolonial, dengan ragam kurva dan corak Majapahit dengan berbagai aspek estetikanya.
Selain ergonomis, sudut sandaran punggung kursi menunjang kenyamanan.
Walau kursi tamu ini dibuat lebih dari 90 tahun yang lampau dengan cita rasa Eropa, namun kursi ini masih sangat nyaman dipakai hingga masa kini.
Jejak-jejak perabotan masa kolonial karakteristiknya yang kuat sebagai langgam yang mudah dikenal.
Perabotan bergaya Bosscha termasuk jenis yang paling terkenal dari perabot kolonial awal abad ke-20. Pada masa ini, orang juga menggunakan trend perabot masa Karel Albert Rudolf Bosscha berkuasa.
Material anyaman rotan dipertahankan seperti aslinya, menunjukkan proses alamiah yang terjadi pada perabotan tersebut.
Koleksi ini memiliki latar belakang historis yang dipengaruhi oleh budaya Eropa masa lampau, sungguh memikat bagi siapa saja yang melihatnya.
Tak ada yang keberatan, tak ada pula yang menduga bahwa di kemudian hari, perabotan bergaya Bosscha ini melegenda.
Dalam foto tersebut kita bisa melihat lagi bagaimana situasi masa lalu. Dalam kurun waktu 1905-1915, pemilihan perabotan rumah tangga meramaikan ekstravagansa masyarakat Indies. Era itu disebut sebagai masa keemasan eksotik Hindia Belanda.
Gaya Desain Kolonial Menarik Di Ruang Tamu...
Di abad ke-19 itu merupakan abad penting dalam pertumbuhan industri seni dan kerajinan di wilayah Nusantara pada masa kolonial. Kegiatan industri seni dan kerajinan merupakan bagian perekonomian masyarakat Jawa.
Di awal abad ke-20 mebel ukir berhasil memasuki rumah-rumah hunian kalangan atas masyarakat kolonial. Produk mebel dihasilkan pada waktu itu antara lain berupa kursi dan bangku teras berukuran panjang yang dikombinasikan dengan rotan dan menyerupai kursi buatan industri mebel Moris & Co yang dibuat pada tahun 1893 di Eropa. Hal itu dapat dilihat pada alas duduk dan sandaran kursi dan juga meja tamu.
Perabotan bergaya Bosscha termasuk jenis yang paling terkenal dari perabot kolonial permulaan abad ke-20. Pada masa ini, orang juga menggunakan trend perabot masa Karel Albert Rudolf Bosscha berkuasa.
Di antaranya kursi-kursi yang di produksi pada masa tersebut yang paling populer adalah kursi yang kemudian disebut sebagai kursi model Bosscha yaitu kursi dengan ukiran dengan ragam hias corak Majapahit dan paduan ragam hias Eropa di tambah dengan penggunaan rotan untuk sandaran punggung dan alas sarana duduk
Set kursi tamu peninggalan Dutch East Indies yang mempunyai ukuran T.94 cm (35) x L.62 cm x P.63 cm dan meja diameter 80 cm x T.57 cm ini menjadi "point of interest" di tengah ruang. Mau ??? SOLD OUT
Perabot ini merujuk pada kelas masyarakat menengah atas, yang dahulu sempat prominen dimasanya.
Pola geometris atau bunga ornamen sebuah sintesis dari budaya Timur dan Eropa.
Bentuk kaki penopang berciri khas klasik dengan tiang berbentuk botol. Inilah karakteristik desain perabotan bergaya Bosscha dalam kehidupan sosial masyarakat pada masa itu.
Konstruksi lengkung kayu solid, tak hanya dianggap klasik namun sekaligus memiliki citarasa seni.
Teknik pertukangan jaman kolonial, dengan ragam kurva dan corak Majapahit dengan berbagai aspek estetikanya.
Selain ergonomis, sudut sandaran punggung kursi menunjang kenyamanan.
Walau kursi tamu ini dibuat lebih dari 90 tahun yang lampau dengan cita rasa Eropa, namun kursi ini masih sangat nyaman dipakai hingga masa kini.
Jejak-jejak perabotan masa kolonial karakteristiknya yang kuat sebagai langgam yang mudah dikenal.
Perabotan bergaya Bosscha termasuk jenis yang paling terkenal dari perabot kolonial awal abad ke-20. Pada masa ini, orang juga menggunakan trend perabot masa Karel Albert Rudolf Bosscha berkuasa.
Material anyaman rotan dipertahankan seperti aslinya, menunjukkan proses alamiah yang terjadi pada perabotan tersebut.
Koleksi ini memiliki latar belakang historis yang dipengaruhi oleh budaya Eropa masa lampau, sungguh memikat bagi siapa saja yang melihatnya.
Tak ada yang keberatan, tak ada pula yang menduga bahwa di kemudian hari, perabotan bergaya Bosscha ini melegenda.
Dalam foto tersebut kita bisa melihat lagi bagaimana situasi masa lalu. Dalam kurun waktu 1905-1915, pemilihan perabotan rumah tangga meramaikan ekstravagansa masyarakat Indies. Era itu disebut sebagai masa keemasan eksotik Hindia Belanda.
Gaya Desain Kolonial Menarik Di Ruang Tamu...
Di abad ke-19 itu merupakan abad penting dalam pertumbuhan industri seni dan kerajinan di wilayah Nusantara pada masa kolonial. Kegiatan industri seni dan kerajinan merupakan bagian perekonomian masyarakat Jawa.
Di awal abad ke-20 mebel ukir berhasil memasuki rumah-rumah hunian kalangan atas masyarakat kolonial. Produk mebel dihasilkan pada waktu itu antara lain berupa kursi dan bangku teras berukuran panjang yang dikombinasikan dengan rotan dan menyerupai kursi buatan industri mebel Moris & Co yang dibuat pada tahun 1893 di Eropa. Hal itu dapat dilihat pada alas duduk dan sandaran kursi dan juga meja tamu.
Perabotan bergaya Bosscha termasuk jenis yang paling terkenal dari perabot kolonial permulaan abad ke-20. Pada masa ini, orang juga menggunakan trend perabot masa Karel Albert Rudolf Bosscha berkuasa.
Di antaranya kursi-kursi yang di produksi pada masa tersebut yang paling populer adalah kursi yang kemudian disebut sebagai kursi model Bosscha yaitu kursi dengan ukiran dengan ragam hias corak Majapahit dan paduan ragam hias Eropa di tambah dengan penggunaan rotan untuk sandaran punggung dan alas sarana duduk
Set kursi tamu peninggalan Dutch East Indies yang mempunyai ukuran T.94 cm (35) x L.62 cm x P.63 cm dan meja diameter 80 cm x T.57 cm ini menjadi "point of interest" di tengah ruang. Mau ??? SOLD OUT