Berburu kursi "Van de Pol" semacam ini, bukanlah perkara mudah. Tak banyak yang tersisa dari desain kursi kuno ini. Meski bekas, kualitasnya masih sangat terjaga.
Konstruksi lengkung kayu solid, tak hanya dianggap klasik namun sekaligus memiliki citarasa seni. Tingkat kerumitan posisi rotan ini berujung pada mengutamakan pencapaian kualitas estetik. Istimewa !!
Bentukan sandaran punggung kursi ini simetris dengan tepian sandar tangan yang dihiasi oleh anyaman rotan. Kesempurnaan pengerjaan ornamen halus dan akurat diperlukan ketelitian tinggi.
Selain ergonomis, sudut tegak lurus kursi menunjang kenyamanan. Proporsi badan dan posisi sandar sangat diperhitungkan.
Bentuk pola ulir penopang konstruksi kursi tersebut berciri khas Indisch atau disebut gaya Indo-Eropa.
Identifikasi visual berupa bentuk-bentuk pola ulir geometris atau ornamen kontemporer sebuah sintesis dari budaya Eropa masa lampau. Selektif dan berkelas, tak hanya dianggap klasik namun sekaligus memiliki citarasa seni.
Bentuk kaki belakang penopang kursi berciri khas klasik dengan tiang berbentuk botol, dengan model yang berkembang pada masa kolonial.
Dengan ciri bentuk yang tegas, elemen pola ulir yang dikontraskan dengan garis lurus serta tetap dapat dijadikan sebagai bukti jejak kejayaan yang mewakili lapisan sejarahnya.
Material yang digunakan adalah kayu jati, pada alas bawah meja ini terdapat anyaman rotan. Model ini juga terlihat indah untuk penempatan ruang dengan desain formal, kasual, tradisional, ataupun modern.
Bentuk alas meja simpel dan dinamis. Material kayu solid bidang lebar dengan gurat kayunya yang eksotis. Lebih dari itu, setiap detailnya seperti berbicara saat mata kita memandangnya..
Perabotan kursi tamu Van de Pol bergaya Indisch ini bisa memberi banyak cerita, meski tanpa kata-kata. Anda akan merasakan nuansa masa lalu yang unik di dalamnya.
Anda dapat mengaplikasikannya di tempat-tempat favorit, terlebih pada rumah tinggal anda. Suasana yang dihadirkan mampu mengobati stres setelah seharian bekerja.
Terlepas dari segala tafsir sosiokulturalnya, perabot era Indische ini telah mampu meninggalkan jejaknya sebagai suatu masterpiece perabotan kayu yang berkembang di Indonesia masa lalu (Hindia Belanda).
Sebuah Jejak Perabotan "Landhuisen" ....
Gaya desainnya merupakan perpaduan antara tuntutan fungsionalitas dan estetika. Tentunya banyak noni-noni dan tuan-tuan Belanda yang menggunakan perabot jenis ini pada rumah landhuisen yang besar dan mewah, didalamnya terdapat pula ruang santai,
Mungkin, perabot kursi tua ini tak menarik bagi para sebagian orang yang biasanya mencitrakan sebuah perabotan modern kekinian namun, di mata kolektor perabot Dutch East Indies, gaya yang sering disebut " VAN DE POL " melekat dengan elegan di perabot tua ini menjadi magnet yang mempunyai pesona tersendiri.
Tak ada yang keberatan, tak ada pula yang menduga bahwa di kemudian hari, perabot " VAN DE POL " ini melegenda. Salah satu yang paling jadi primadona kolektor, bernilai sejarah dan terbatas jumlahnya.
Jika dilihat secara keseluruhan, gaya desain neo klasik Eropa sangat jauh dari kesan simple. Semuanya serba besar, detail, ribet dan mahal. Nyatanya kursi ini masih kokoh dan bertahan lama, melintasi pergantian rezim dan abad.
Untuk kalangan menengah ke atas usia di atas 40, ketertarikan terhadap model klasik kolonial masih luar biasa besar. Bagi mereka, ini menunjukkan prestise. Tertarik memilikinya ??? SOLD OUT
Konstruksi lengkung kayu solid, tak hanya dianggap klasik namun sekaligus memiliki citarasa seni. Tingkat kerumitan posisi rotan ini berujung pada mengutamakan pencapaian kualitas estetik. Istimewa !!
Bentukan sandaran punggung kursi ini simetris dengan tepian sandar tangan yang dihiasi oleh anyaman rotan. Kesempurnaan pengerjaan ornamen halus dan akurat diperlukan ketelitian tinggi.
Bentuk pola ulir penopang konstruksi kursi tersebut berciri khas Indisch atau disebut gaya Indo-Eropa.
Identifikasi visual berupa bentuk-bentuk pola ulir geometris atau ornamen kontemporer sebuah sintesis dari budaya Eropa masa lampau. Selektif dan berkelas, tak hanya dianggap klasik namun sekaligus memiliki citarasa seni.
Bentuk kaki belakang penopang kursi berciri khas klasik dengan tiang berbentuk botol, dengan model yang berkembang pada masa kolonial.
Dengan ciri bentuk yang tegas, elemen pola ulir yang dikontraskan dengan garis lurus serta tetap dapat dijadikan sebagai bukti jejak kejayaan yang mewakili lapisan sejarahnya.
Material yang digunakan adalah kayu jati, pada alas bawah meja ini terdapat anyaman rotan. Model ini juga terlihat indah untuk penempatan ruang dengan desain formal, kasual, tradisional, ataupun modern.
Bentuk alas meja simpel dan dinamis. Material kayu solid bidang lebar dengan gurat kayunya yang eksotis. Lebih dari itu, setiap detailnya seperti berbicara saat mata kita memandangnya..
Perabotan kursi tamu Van de Pol bergaya Indisch ini bisa memberi banyak cerita, meski tanpa kata-kata. Anda akan merasakan nuansa masa lalu yang unik di dalamnya.
Anda dapat mengaplikasikannya di tempat-tempat favorit, terlebih pada rumah tinggal anda. Suasana yang dihadirkan mampu mengobati stres setelah seharian bekerja.
Terlepas dari segala tafsir sosiokulturalnya, perabot era Indische ini telah mampu meninggalkan jejaknya sebagai suatu masterpiece perabotan kayu yang berkembang di Indonesia masa lalu (Hindia Belanda).
Sebuah Jejak Perabotan "Landhuisen" ....
Gaya desainnya merupakan perpaduan antara tuntutan fungsionalitas dan estetika. Tentunya banyak noni-noni dan tuan-tuan Belanda yang menggunakan perabot jenis ini pada rumah landhuisen yang besar dan mewah, didalamnya terdapat pula ruang santai,
Mungkin, perabot kursi tua ini tak menarik bagi para sebagian orang yang biasanya mencitrakan sebuah perabotan modern kekinian namun, di mata kolektor perabot Dutch East Indies, gaya yang sering disebut " VAN DE POL " melekat dengan elegan di perabot tua ini menjadi magnet yang mempunyai pesona tersendiri.
Tak ada yang keberatan, tak ada pula yang menduga bahwa di kemudian hari, perabot " VAN DE POL " ini melegenda. Salah satu yang paling jadi primadona kolektor, bernilai sejarah dan terbatas jumlahnya.
Jika dilihat secara keseluruhan, gaya desain neo klasik Eropa sangat jauh dari kesan simple. Semuanya serba besar, detail, ribet dan mahal. Nyatanya kursi ini masih kokoh dan bertahan lama, melintasi pergantian rezim dan abad.
Untuk kalangan menengah ke atas usia di atas 40, ketertarikan terhadap model klasik kolonial masih luar biasa besar. Bagi mereka, ini menunjukkan prestise. Tertarik memilikinya ??? SOLD OUT