Lemari Buku Art Nouveau (Art Nouveau Boekenkast)

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Koleksi lemari buku dari masa lampau tersebut kini digunakan kembali, desain yang cantik dan dilabel dengan julukan desain Semarangan.

Tidak hanya menunjukkan imajinasi popular kelas elit kolonial, gaya perabotan seperti ini perlahan mulai jarang ditemui.

Tampilannya yang menarik dan tampak berumur menjadikannya barang collectible, karena sulit dicari.

Simpel dan kuat desainnya, dapat dilihat dari penataan motif garis "tali air" yang seimbang.

Identifikasi visual berupa bentuk-bentuk organis, garis tumbuhan, dan garis liuk yang feminim.  Gayanya yang rumit, namun terkadang menyimpan makna tinggi bagi setiap orang yang melihatnya.

Nuansa Art Nouveau sangat terasa dari segi bentuk yang atraktif masih dibiarkan seperti aslinya.

Tekstur gradasi halus dan detail menjadi jaminan bagi karya seni dari masa lalu yang layak untuk dikoleksi.

Kunci pintu masih berfungsi sebagaimana mestinya, walau usianya tergolong renta. 

Tekstur material dipertahankan seperti aslinya, menunjukkan proses alamiah yang terjadi pada perabotan tersebut.

Bentuk fungsional yang mengombinasikan keelokan dan efisiensi, sebagai akibat dari prinsip bentuk mengikuti fungsi (form follows function) pada masa itu.

Saat ini hampir sudah tidak ada lagi yang memiliki koleksi Boekenkast yang masih tetap eksis tak tergulung jaman. Pendek kata, lemari buku Art Nouveau ini sulit dicari tandingannya. 


Boekenkast Art Nouveau : Merekam Sejarah Lewat Koleksi Perabot Feodal....

Keluwesan pola lengkung asimetris ini merupakan karakteristik perabot Art Nouveau, ketegasan garis-garis struktur kayu itu sendiri sekaligus digunakan sebagai kekuatan visual artistiknya.

Keindahan desain perabot lemari buku bergaya Semarangan ini masih menarik untuk dipandang hingga kini. Kita bisa menggali lagi kenangan dan sejarah yang tak lekang oleh masa.

Pesonanya tetap memikat, mempunyai ukuran P.50 cm x L.40 cm x T.123 cm. Masih cantik untuk ditampilkan dan menjadi "point of interest" di tengah-tengah ruang.

Thee Kastje Societeit (c.1920s)

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Kelangkaan, orisinilitas dan usianya yang lebih dari 100 tahun ini membuatnya semakin menarik.

Lemari peninggalan Dutch East Indies ini sudah jarang ditemui dan tak lebih dari hitungan jari. Pesonanya tetap memikat, masih cantik untuk ditampilkan.

Meski bekas, kualitasnya masih sangat terjaga. Sungguh menarik dan mengundang decak kagum.

Nyatanya lemari ini masih kokoh dan bertahan lama, melintasi pergantian rezim dan abad. Salah satu dari sedikit yang tersisa dan terpelihara dengan baik.


Perpaduan sisi praktis yang ditampilkan melalui pembagian area penyimpanan pada dalam lemari.

Material konstruksi papan yang digunakan adalah kayu jati bidang lebar (1 lembar tanpa sambungan) dan kualitas baik pada masanya.

Langgam gaya Indies sebagai perpaduan budaya Belanda dan Jawa ini mengutamakan kesederhanan tanpa banyak ornamen dekoratif.

Gaya desain pada tarikan pintu lemari merupakan simbol kemewahan pada jaman dahulu. Handle tampak masih kokoh dan mantap, sehingga penampilannya lebih kontemporer. 

Meja pada masa Nederlandsche Indies ini masih menyisakan kemegahan tempo dulu yang ramah menyambut tamu. Suatu cerminan keterbukaan yang melahirkan karakter bangsa yang toleran.

Dalam foto tersebut kita bisa melihat lagi bagaimana situasi masa lalu. Dapat disimpulkan bahwa koleksi Thee Kastje ini memang dimiliki oleh komunitas Societeit. Mereka bersosialita sebagai himpunan elit akibat pertemanan sembari menggelar acara minum teh. Anda akan merasa seperti di sebuah komunitas Societeit di era Hindia Belanda.


Societeit Thee Kastje : Membangkitkan Memori 100 Tahun Lalu...


Kejujuran konstruksi, kekuatan garis, dan proporsi volume. Inilah karakteristik desain furniture dari era Dutch East Indies.

Dalam perjalanan waktu gaya perabotan seperti ini perlahan mulai jarang ditemui. Tekstur material dipertahankan seperti aslinya, menunjukkan proses alamiah yang terjadi pada perabotan tersebut.

Koleksi tempat lemari meja teh semacam ini umumnya menghias bangunan rumah peristirahatan, yang lazim disebut landhuis dengan patron Belanda.

Perabot rumah tangga yang disukai para nyonyah atau meneer di kota-kota besar di Hindia Belanda ini bersifat movable, yang dapat dipindah dan geser.

Tak sekedar pajangan, meski renta thee kastje yang mempunyai ukuran P. 66 cm x L. 39 cm x T. 72 cm ini menyimpan banyak cerita tentang gambaran Indonesia pada jamannya. SOLD OUT