Kursi Kantor Nederlandsche-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS)

Author: Kedai Barang Antik / Labels: ,

Jika dilihat semua seperti tak berubah, walau usianya hampir 100 tahun lalu.
Pengaruh dari gaya desain Indies yang berkembang pada periode tahun 1900 sampai 1910-an.
Berburu kursi Indisch semacam ini, bukanlah perkara mudah. Tak banyak yang tersisa dari desain kursi kuno ini.
Tampak jelas terlihat pembedaan gradasi yang timbul akibat efek iklim tropis yang berlangsung selama puluhan tahun.
Selain ergonomis, sudut kemiringan kursi menunjang kenyamanan.
Kayu tua memiliki patina indah dan terlihat benar-benar menakjubkan dalam originalitas.
Pengaruh Eropa dapat juga terlihat pada penggunaan motif Art Nouveau dalam ornamentasi dan memiliki banyak detail.
Semakin tua usia kayu, warnanya akan semakin matang dan lama-kelamaan muncul patina atau tekstur kayu.


Nostalgia Kursi Peninggalan Kantor Stasiun Kereta...

Unsur masa lalu memiliki kelebihan. Itu tercermin dari bentuk-bentuk desain detail elemen serta aplikasi warnanya. Kombinasi konvensional dan kontemporer. Makin unik makin menarik.

Sepasang kursi ini memiliki gaya desain Batavia pada abad ke 18 dimana gaya desain Batavia ini merupakan original dari Eropa, jadi bisa disebut sebagai gaya desain kolonial yang masuk ke Indonesia.

Sepasang kursi peninggalan Indies yang mempunyai ukuran T.78 cm dan L.47 cm ini punya standart kualitas sendiri. Nuansa nostalgia pun terasa begitu kuat.

Memiliki latar belakang historis yang dipengaruhi oleh budaya Eropa masa lampau. Sungguh menarik dan mengundang decak kagum. Kita bukan hanya menikmati aspek estetika melainkan juga nilai arkeologisnya. Mau ??

Kenap Vereegnide Oost Indische Compagnie (V.O.C)

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Perabotan kuno masa Kolonial di Indonesia, sebagian besar masih tersembunyi juga semakin menyusut drastis.
Koleksi meja ini memiliki latar belakang historis yang dipengaruhi oleh budaya Eropa sentris masa lampau.
Gaya kolonial kental dengan pengaruh Eropa, tak heran kalau seringkali terlihat mirip dengan gaya klasik. 
Perabot ini merujuk pada kelas masyarakat menengah atas, monopoli rumah-rumah tua tempo dulu.
Kejujuran konstruksi, kekuatan garis, dan proporsi volume. Inilah karakteristik desain furniture dari Eropa masa lampau.
Bagian kakinya berbentuk kaki binatang dan yang merupakan karakteristik pengaruh perabot Eropa.
Detail-detail Eropa ini telah menghadirkan pemahaman akan ekspresi klasik budaya Jawa di masa itu.


Perabotan Masa Periode Vereegnide Oost Indische Compagnie (V.O.C)

Koleksi ini biasanya dipakai oleh para petinggi Hindia Belanda dan para bangsawan di Indonesia. Meja kenap peninggalan Dutch East Indies ini sudah jarang ditemui dan tak lebih dari hitungan jari.

Indonesia merupakan bekas jajahan Belanda selama lebih dari tiga ratus tahun. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap gaya perabotan Eropa di bumi Nusantara.

Koleksi meja antik yang mempunyai ukuran T.66,5 cm x diameter 50 cm ini yang merupakan koleksi turun-temurun, yang di Indonesia kini nyaris tak ada lagi pemiliknya.

Tentu barang lama yang secara kualitas jelas tidak diproduksi sembarangan. Meja kenap bergaya kolonial ini bisa mengisi rumah bergaya apa saja dan masih berfungsi dengan baik. Tertarik memilikinya ? SOLD OUT

Lemari Buku Semarangan

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Perabotan bergaya Art Nouveau kuno menjadi "point of interest" di sudut ruang, dengan model yang berkembang pada masa kolonial.
Jika melihat kondisinya, perabotan Semarangan ini tampaknya barang warisan zaman turun temurun dan belum mau dipensiunkan.
Selain jenis kayu, menarik juga untuk dicermati bagaimana lemari buku ini dibuat dengan rapi.
Jika diperhatikan, dimana bentuk desain lemari buku ini cukup unik dengan adanya ukiran motif organik pada bagian atas lemari.
Simpel dan kuat desainnya, dapat dilihat dari penataan motif garis "tali air" yang seimbang.
Kunci masih berfungsi dengan baik. Makin unik makin menarik.
Jika dilihat semua seperti tak berubah, original dan terawat baik.


Lemari Buku Art Nouveau : Jejak Kemegahan Furniture Masa Lalu...

Dikenal dengan model mebel Semarang-an yang penuh ornamen, namun memanfaatkan kualitas kayu jati baik lebar bidang maupun corak kayu.

Lemari buku antik ini dibuat di Indonesia oleh para pandai kayu dan tukang-tukang yang sangat berpengalaman, dengan bahan kayu jati yang banyak tersedia di hutan Indonesia, dalam kurun waktu antara 50-150 tahun yang silam.

Struktur lemari yang berukuran besar, disesuaikan dengan iklim dan tinggi bangunan di Hindia Belanda pada waktu itu. Koleksi lemari buku bergaya Art Nouveau ini merujuk pada kelas masyarakat menengah atas, yang mencoba mengangkat kembali unsur-unsur antik dari masa silam.

Seiring perkembangan zaman selalu diiringi dengan pergeseran gaya hidup. Kita tahu benar bahwa semakin sulit mencari barang perabotan lama.

Adalah fakta yang kerap diungkap. Pada masa itu, perabotan lemari buku bergaya Semarang-an berukuran P.123 cm x L.40 cm x T.210 cm ini bertalian dengan tanda status sosial tertentu. Mau ??

Meja Art Nouveau Studio Foto

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Perabotan furniture masa lampau yang pernah menjadi ikon zaman tetap masih digemari.
Memberi nilai estetika pada ruangan. Anda akan merasakan nuansa masa lalu yang unik di dalamnya. 
Unsur-unsur dekorasi dari perabotan tempo dulu masih relevan diterapkan di jaman sekarang.
Aliran Art Nouveau ini menghilang pelan-pelan di sekitar tahun 1910.
Alas meja menggunakan marmer doff persegi berwarna abu-abu, bisa masuk dalam segala style desain interior.
Ketegasan garis-garis struktur kayu itu sendiri sekaligus digunakan sebagai kekuatan visual artistiknya dan garis liuk yang feminim.
Gayanya yang rumit, namun terkadang menyimpan makna tinggi bagi setiap orang yang melihatnya.


Jejak Perabotan Semarangan Masa Lalu...

Setiap kali memandang perabotan masa lalu selalu terasa ada pesona yang memancar. Bukan sekadar keindahan perpaduan dan komposisi ragam hias serta warna yang menarik diamati, tetapi juga semangat zaman yang dipancarkan oleh koleksi barang tersebut.

Perabotan bergaya Semarang-an menjadi keharusan untuk dimiliki sebagai penunjuk keterhubungan dengan komunitas Belanda pada masa itu.

Konon, perabotan semacam ini menjadi penanda kelas sosial pada masyarakat kolonial yang dibeda-bedakan berdasarkan ras dan status sosial.

Meja Art Nouveau berukuran P.47 cm x L.39 cm x T.69 cm ini bukan hanya indah, tetapi juga memberi pemahaman tentang sebuah penggalan sejarah Indonesia. Inilah gambaran penggalan sejarah kolonial di Indonesia. Berminat memilikinya ? SOLD OUT

Art Nouveau Arm Chair

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Anda tak perlu takut memadukan kursi baca antik dengan konsep interior rumah anda, karena kesan lawas tak lagi monopoli rumah-rumah tua tempo dulu.
Karena kursi tersebut berukuran sangat besar, penempatannya disesuaikan dengan peruntukan ruang baca dan fungsi ruang.
Kelangkaan barang membuat para kolektor berlomba untuk mencari "harta mewah" ini.
Dari segi tampilan, benda lawas kental dengan desain yang unik dan berkarakter.
Selain ergonomis, sudut bidang kursi, ketebalan busa dudukan dan sandaran punggung menunjang kenyamanan.
Kursi baca ini masih tampak kokoh dan mantap. Tentu barang lama yang secara kualitas jelas tidak diproduksi sembarangan.
Art Nouveau memiliki kadar craftmanship yang tinggi dengan pola-pola organik diterapkan secara harmonis.
Material konstruksi bentuk lengkung kaki kursi yang digunakan adalah kayu jati bidang lebar dan kualitas baik pada masanya.
Beberapa kolektor bahkan sengaja berburu kursi antik khusus untuk 'melengkapi' konsep interior impiannya.
Kursi baca milik meneer Belanda ini memang terlihat kuno. Tapi koleksi ini justru bisa jadi perabotan antik bernilai seni tinggi. 
Kondisi sebelum di re-finishing, masih apa adanya. Jika dilihat semua konstruksi kayu jati seperti tak berubah, walau usianya hampir 100 tahun lalu.


Kursi Baca Semarangan : Membangkitkan Memori 100 Tahun Lalu...

Ketika menemukannya, kondisinya penuh debu dan kumal. Setelah sampai dirumah, agak lama saya menimbang-nimbang apakah layak saya mengoleksi kursi ini?

Tidak hanya secara fisik dan visual semata, namun menjadi refleksi zaman yang masih tampak indah hingga sekarang. Kursi baca bergaya Semarangan ini seolah bercerita tentang makna dan rasa suatu masa....

Tak mudah menemukan tangan terampil untuk merekondisi kursi baca bergaya Art Nouveau ini. Woowww, kini bukan hanya tampilan bantalan jok yang terlihat bersih, namun gurat kayu jati tua, kini sudah kelihatan. Ternyata dulunya ditutup pelitur hitam dan ditimpa cat kayu tebal 4 lapis warna, kemudian saya kembalikan sesuai originalitas.

Kursi baca bergaya Art Nouveau yang mempunyai ukuran P.93 cm x L.63 cm x T.114,5 cm ini tertidur hampir 100 tahun. Salah satu yang paling jadi primadona kolektor, bernilai sejarah dan terbatas jumlahnya. Tertarik memilikinya ?

Lemari Pustaka Art Nouveau

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Jika dilihat secara keseluruhan, gaya desain Art Nouveau sangat jauh dari kesan simple. Semuanya serba besar, detail, ribet dan mahal.
Tapi kenyataannya, hingga kini gaya Art Nouveau tetap memiliki nilai yang lebih sekaligus nilai historis yang tak mungkin dimiliki oleh gaya lain.
Gaya Semarangan atau Art Nouveau kental dengan pengaruh Eropa, tak heran kalau seringkali terlihat mirip dengan gaya klasik.
Walaupun konvensional demikian kecermatan dan ketelitian tampak dengan standar keahlian tinggi. Koleksi ini memiliki latar belakang historis yang dipengaruhi oleh budaya Eropa masa lampau.
Ia seolah bentangan jalan menuju masa lalu yang megah dengan karya seni tinggi. 
Keluwesan pola lengkung asimetris bagian kaki lemari ini merupakan karakteristik perabot Art Nouveau.
Gayanya yang rumit, namun terkadang menyimpan makna tinggi bagi setiap orang yang melihatnya.
Art Nouveau menggoreskan garis dan pola rancangan berbagai perabotan dalam kebutuhan sehari-hari.


Perjalanan Panjang Lemari Pustaka Semarangan...

Koleksi lemari pustaka Art Nouveau ini sebagai salah satu karya seni yang tak akan lekang oleh waktu. Sebagai perabotan rumah tangga yang menjadi saksi perubahan dan perkembangan sebuah peradaban, budaya, dan lingkungan.

Kedalaman nilai sejarah, kenangan, dan apresiasi membawa kesadaran untuk mengkoleksi lemari pustaka dari masa lampau.

Koleksi lemari pustaka bergaya Semarangan yang berukuran P.152 cm x L.40 cm x T.211 cm ini sangat mempengaruhi suasana rumah anda juga memiliki kekhasan sendiri sekaligus memperlihatkan estetika.

Era kolonialisme fisik telah lama berlalu nun jauh puluhan tahun silam. Bendera kolonial tak lagi berkibar, garis-garis peta penunjuk daerah penghasil rempah rempah tak lagi dihamparkan.

Zaman boleh berganti, namun perabotan tua masih dibutuhkan dan digemari orang hingga abad ini. Artinya, masa lalu tidak sama dengan ketinggalan zaman, bukan ? Justru sebaliknya, masa lalu itu selalu abadi.

Koleksi lemari pustaka Art Nouveau ini yang merupakan koleksi turun-temurun, yang di Indonesia kini nyaris tak ada lagi pemiliknya. Ini adalah koleksi yang laris di berbagai pasar antik Tanah Air. Tertarik memilikinya ?? SOLD OUT

Standing Kapstok Art Nouveau

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Art Nouveau menggunakan banyak inovasi teknologi pada akhir abad 19. Gaya ini banyak diterapkan dalam berbagai rancangan desain perabot rumah tangga.
Furniture tua seringkali mengingatkan kita akan kenangan masa lampau. Apalagi jika barang atau benda tersebut memiliki nilai tinggi.
Cantolan standing kapstok bernuansa masa lampau buatan sekitar tahun 1920-an ini masih tampak kokoh dan mantap.
Art Nouveau merupakan gaya yang eksentrik dan mahal mengingat tingkat kesulitan detail yang tinggi.
Keramik dekoratif nya juga tidak kalah cantik, berkarakter kuat dan berpotensi menarik perhatian.
Konstruksi "ekor burung" (dove tail joint) membantu menjaga kestabilan kayu dan perabot dari perubahan bentuk karena penyusutan.
Tarikan laci terbuat dari kuningan dengan ornamen Art Nouveau yang memukau.
Alas meja menggunakan marmer doff persegi berwarna abu-abu ukuran P.46,5 cm x L.25,5 cm merupakan pengaruh dari gaya The Dutch Colonial.
Balutan warna hitam memberi gairah baru pada suasana tempo doeloe.
Luar biasa rasanya, jika kita memiliki sebuah koleksi yang tidak berubah selama 90 tahun lebih.


Perabotan Art Nouveau Masa Lalu Dalam Masa Kini...

Gaya desainnya merupakan simbol kemewahan pada jaman dahulu yang bisa diasosiasikan juga dengan simbol kemewahan pada jaman sekarang. Status seseorang ditunjukkan melalui kualitas perabotan yang dipakai.

Selain otentik, desain standing kapstok ini mempunyai keindahan yang tidak lekang oleh perkembangan jaman, menampakkan ketepatan dalam perbandingan ukuran dan keseimbangan.

Koleksi standing kapstok bergaya Semarangan ini simpel dan kuat desainnya, banyak diterima oleh kalangan the have dan well-educated. Karakternya dianggap sempurna, maturity, bertahan lama dan klasik.

Mempunyai ukuran P.101 cm x L.28 cm x T.195 cm dengan model yang berkembang pada masa kolonial, menimbulkan suasana romantik dan menarik hati bagi siapa saja yang melihatnya. Mau ??SOLD OUT