Tea Table Indische

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Desain perabot mebel meja teh ini unik sekaligus retro, menampilkan gaya perabot tahun awal 1930-an. Produk perabot rumah tangga yang disukai para nyonyah atau meneer di kota-kota besar. 

Indah, shopisticated dan parktis, begitulah tampilan keseluruhan dari meja ini. Tambahan pernak pernik akan menyuguhkan tampilan interior yang atraktif.

Perabotan furniture Indische masa lampau yang pernah menjadi ikon zaman tetap masih digemari, dengan beberapa pengaturan sudut yang tepat, meja ini dapat memiliki fungsi yang berbeda.

Bagian dalam meja, bisa digunakan untuk menyimpan barang-barang tea set keramik, stoples atau buku kesayangan anda.

Meja teh oktagonal (segi delapan) ini bersifat movable, yang dapat dipindah dan geser. Sementara itu bagian bawahnya, difungsikan sebagai penyimpanan perabot tea set keramik.

Tidak hanya secara fisik dan visual semata, namun menjadi refleksi zaman yang masih tampak indah hingga sekarang.

Kayu tua memiliki patina indah dan terlihat benar-benar menakjubkan dalam originalitas. Tampilan yang dibiarkan apa adanya sekaligus bisa merekam ulang era masa keemasannya 

Desain unik, warna original dimunculkan dari warna bahan dasarnya. Motif nuansa Indo-Eropa yang atraktif, menghadirkan citra mewah tersendiri. 

Kombinasi konvensional dan kontemporer. Makin unik makin menarik. Tekstur material besi penopang dipertahankan seperti aslinya, menunjukkan proses alamiah yang terjadi pada perabotan tersebut.


Saat Minum Teh Jadi Menyenangkan...

Beberapa mebel peninggalan tempo dulu serta ragam corak ornamen yang menghiasinya, seolah bisa memutar waktu tempo dulu.

Koleksi ini salah satu dari sedikit yang tersisa dari kediaman "landhuisen" di Hindia Belanda tahun 1930 an dan terpelihara dengan baik.

Tempatkan di sudut ruang duduk, dikombinasikan dengan perangkat kursi lainnya untuk menciptakan point of interest di sudut ruang.

Sekilas saja melihatnya, anda pasti setuju bahwa dua benda ini memiliki sentuhan vintage dan membongkar memori masa lampau.

Jika melihat kondisinya, koleksi ini tampaknya barang warisan zaman turun temurun dan belum mau dipensiunkan. Tampilannya yang menarik dan tampak berumur menjadikannya barang collectible, karena sulit dicari.

Koleksi meja teh dari masa lampau ukuran T.77 cm x oktagon 58 cm tersebut kini banyak digunakan kembali, memilki keunggulan kualitas kayu, desain yang cantik dan dilabel dengan julukan interior vintage. Berminat ??  SOLD OUT

Standing Pot Hindia Belanda

Author: Kedai Barang Antik / Labels: ,

Tidak hanya menunjukkan imajinasi popular kelas elit kolonial, gaya perabotan seperti ini perlahan mulai jarang ditemui.

Bagian dasar meja pot klasik ini memiliki tiga kaki penopang untuk menjamin stabilitas dan kuat untuk menahan beban marmer yang cukup berat.

Simpel dan kuat desainnya, dapat dilihat dari penataan motif garis "tali air" yang seimbang.

Semakin tua usia kayu, warnanya akan semakin matang dan lama-kelamaan muncul patina atau tekstur kayu.

Kayu jati masa lampau sangat kuat dan awet, serta tidak mudah berubah bentuk oleh perubahan cuaca.

Kayu nya selalu pilihan. Semakin tua semakin berminyak, tanpa harus diberi obat khusus, kursi ini selalu mengkilap.

Bentukan lengkung marmer berdiameter 30 cm terlihat glamour berwarna abu-abu dengan ornamen batu marmer yang menawan.

Bentuk kayu penopang meja berciri khas Indische dengan tiang kayu jati utuh lebih kuat dan tak mudah pecah.

Tekstur material dipertahankan seperti aslinya, menunjukkan proses alamiah yang terjadi pada perabotan tersebut.

Dekorasi interior Kolonial "mencintai" tata letak yang luas, di mana setiap subjek dialokasikan ruang interiornya.


Eksotika Perabot Bergaya Kolonial...


Bagian dasar meja pot klasik ini memiliki tiga kaki penopang untuk menjamin stabilitas dan kuat untuk menahan beban marmer yang cukup berat. Nyatanya hingga kini masih kokoh dan bertahan lama, melintasi pergantian rezim dan abad.

Beberapa mebel peninggalan tempo dulu serta ragam corak ornamen yang menghiasinya, seolah bisa memutar waktu tempo dulu.Tiap perubahan jaman, desain dari furniture dapat berubah dan memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Sebagai bagian dari sejarah, perabotan lama termasuk mebel dan tatanan interior di dalamnya, selama ini termasuk hal yang hanya menjadi minat segelintir orang.

Pajangan pot bunga bergaya kolonial ini mempunyai ukuran T.133 cm x diameter 30 cm ini dengan baik dan utuh yang dapat menceritakan masa lalu.

Luar biasa rasanya, jika kita memiliki sebuah koleksi yang tidak berubah selama 90 tahun lebih. Tampilannya yang menarik dan tampak berumur menjadikannya barang collectible, karena sulit dicari. Mau ?? SOLD OUT

Kursi Kompeni Circa 1920's

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Koleksi kursi bergaya Kompeni ini simpel dan kuat desainnya, banyak diterima oleh kalangan the have dan well-educated. 

Nyatanya kursi ini masih kokoh dan bertahan lama, melintasi pergantian rezim dan abad. Salah satu dari sedikit yang tersisa dan terpelihara dengan baik.

Koleksi kursi kompeni ini memiliki latar belakang historis yang dipengaruhi oleh budaya Eropa sentris masa lampau.

Dapat disimpulkan bahwa koleksi ini memang ditujukan untuk masyarakat kalangan menengah ke atas yang tampaknya sudah ada pada tahun 1920-an.

Tekstur material anyaman rotan dipertahankan original apa adanya,dan terpelihara dengan baik.

Tingkat kerumitan posisi rotan ini berujung pada mengutamakan pencapaian kualitas estetik. Istimewa !!

Selain ergonomis, sudut kemiringan lengkung kursi menunjang kenyamanan. Sungguh menarik dan mengundang decak kagum.

Material konstruksi bentuk lengkung yang digunakan adalah kayu jati bidang lebar dan kualitas baik pada masanya.

Sudut sandaran tangan kursi menunjang kenyamanan, proporsi badan dan posisi sandar sangat diperhitungkan.

Teknik pertukangan jaman kolonial, proporsi badan dan posisi sandar sangat diperhitungkan.

Warna asli mulai tergradasi karena faktor usia dan pemakaian. Bentuk kaki kursi berciri khas Indisch atau disebut gaya Indo-Eropa dengan bentuk streamline (terlihat langsing dan kurus).

Langgam gaya Indies sebagai perpaduan budaya Belanda dan Jawa. Sungguh menarik dan mengundang decak kagum.


Gaya Perabot Kolonial Abad Pertengahan....

Dilihat dari segi visual, terdapat kesesuaian dengan model mebel di Perancis pada jaman Louis XIV.
Mengingat Perancis pernah berkuasa di Jawa dan Daendels sebagai seorang Gubernur Jenderal yang mewakili pemerintahan Napoleon di Jawa.

Di masa ini diterapkan tata cara baru yaitu mengharuskan pihak keraton menyediakan perlengkapan permebelan bagi Residen atau para pembesar Belanda yang bertamu. Bukti yang mendukung kemungkinan tersebut adalah adanya jenis mebel yang menurut sebutan di Jawa dinamakan kursi "kompeni".

Prinsip dasar model Perancis adalah merubah bentuk kaku dan garis lurus, menjadi bentuk yang lembut atau luwes.Gayanya yang rumit, namun terkadang menyimpan makna tinggi bagi setiap orang yang melihatnya.

Kursi dengan ukiran dengan ragam hias corak Majapahit dan paduan ragam hias Eropa di tambah dengan penggunaan rotan untuk sandaran punggung, dan alas sarana duduk.

Jika dicermati kursi yang berukuran P.52 cm x L.54 cm x T.97 cm (45 cm)  ini merupakan karya pertukangan yang sangat detail, langka dan datang dari keterampilan yang tinggi, saya merasa beruntung menemukannya. SOLD OUT

Standing Vase Peranakan 1910's

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Dengan beberapa pengaturan sudut yang tepat, Anda akan mendapatkan sebuah penempatan pajangan yang dapat dinikmati oleh setiap mata yang memandang.

Bahwa semua elemen pembentuk struktur kayu merupakan perwujudan gaya kolonial Belanda.

Kayu nya selalu pilihan. Semakin tua semakin berminyak, tanpa harus diberi obat khusus, kursi ini selalu mengkilap.


Nuansa China sangat terasa dari segi bentuk, ornamen dekoratif yang atraktif masih dibiarkan seperti aslinya.

Kelebihan lain dari sepasang standing pot antik tersebut adalah bisa masuk dalam segala style desain interior.

Bentuk konstruksi meja pot berciri khas Indisch atau disebut gaya Indo-Eropa, model yang berkembang pada masa kolonial.

Koleksi ini masih memancarkan kilau yang mempesona keindahan dan kecantikannya, walau usianya tergolong renta.

Tampak jelas terlihat pembedaan gradasi yang timbul akibat efek iklim tropis yang berlangsung selama puluhan tahun.


Akulturasi Perabot Peranakan di Nusantara...

Koleksi perabotan dapur ini biasanya dimiliki rumah tangga Eropa, bangsawan lokal maupun rumah tangga-rumah tangga kaya lainnya di Hindia Belanda. Tetapi tidak semua keluarga Eropa, bangsawan maupun kaya lainnya memiliki koleksi ini.

Tak sekedar pajangan, barang barang ini menyimpan banyak cerita tentang budaya dan kebiasaan nyonyah Belanda di masa lampau.

Terlepas dari segala tafsir sosiokulturalnya, koleksi keramik ini telah mampu meninggalkan jejaknya sebagai suatu negara yang kaya akan rempah-rempah.

Menempatkan perabotan kursi tamu ini dalam komposisi yang formal, dapat menghasilkan suasana tenang juga mempunyai aura yang sanggup menahan keabadian. Anda bisa memanfaatkan sudut kosong di ruang tamu, ruang keluarga, atau ruang kerja. Mau ??? SOLD OUT

Peranakan Bamboo Chair

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Pengaruh China Peranakan dengan nilai-nilai sosiokultural, dapat juga terlihat pada desain kursi bergaya Indische ini. Sungguh suatu selera perabotan bergaya Eurasia (Eropa Asia) yang penuh cita rasa, seolah bisa memutar waktu 100 tahun yang lampau.

Biasanya dimimiliki oleh pejabat pemerintahan atau Asisten Residen pada masa kolonial. Dalam perjalanan waktu gaya perabotan seperti ini sudah jarang sekali tersimpan dalam keadaan utuh.

Selain ergonomis, sudut tegak lurus kursi menunjang kenyamanan. Proporsi badan dan posisi sandar sangat diperhitungkan.

Tapi di mata saya desain kursi ini tetap indah. Sebuah gaya desain konstruksi yang naif sekaligus memancarkan kejujuran. Apa adanya. Kayu tua memiliki patina indah dan terlihat benar-benar menakjubkan dalam originalitas.

Jika dilihat anyaman rotan pada sandaran punggung bolak balik kedua sisi seperti tak berubah, original dan terawat baik.

Pertemuan antara esensi China dengan detail-detail Eropa ini telah menghadirkan pemahaman akan ekspresi klasik budaya Indies di masa itu.

Konstruksi kayu jati bertekstur kayu bambu, membawa kesan sederhana, tetapi justru indah. Sungguh suatu selera perabotan bergaya China Peranakan yang penuh cita rasa, seolah bisa memutar waktu 100 tahun yang lampau.

Tekstur material anyaman rotan dipertahankan original apa adanya, menunjukkan proses alamiah yang terjadi pada perabotan tersebut.


Merekam Sejarah Lewat Kursi Peranakan Bamboo

Kelangkaan, orisinilitas dan usianya yang lebih dari 100 tahun ini membuatnya semakin menarik. Kayu jati masa lampau sangat kuat dan awet, serta tidak mudah berubah bentuk oleh perubahan cuaca.

Langgam gaya Indies sebagai perpaduan akulturasi budaya Belanda , Tionghoa dan Jawa. Adanya percampuran budaya, membuat desain perabot di Indonesia menjadi fenomena budaya yang unik.

Pada masa Hindia Belanda, teknik pertukangan kaum China telah mewujudkan satu budaya yang unik dengan mengkekalkan banyak tradisi China, dengan mengikut budaya lokal dan juga koloni kebudayaan Eurasia (Eropa Asia)

Penyesuaian dan resapan budaya mereka terhadap suasana sosio budaya di era Dutch East Indies.
Akulturasi dan proses hibrida panjang selama berabad-abad antara budaya pendatang Tionghoa dari Tiongkok, penduduk setempat dan Belanda yang saat itu berkuasa di Nusantara.

Pola geometris ornamen pada sandaran kepala kursi merupakan sebuah sintesis dari budaya Timur dan Eropa.Kelebihan lain dari sepasang kursi antik tersebut adalah bisa masuk dalam segala style desain interior.

Tampak pola ornamen yang memperlihatkan estetika sebagai sintesis dari budaya Timur khususnya China Peranakan di Hindia Belanda. Mempunyai ukuran P.50 cm x L.46 cm x T.107 cm ( 46 cm) Nuansa Indisch sangat terasa dari segi bentuk yang atraktif masih dibiarkan seperti aslinya.