Oei Tiong Ham (1866-1924)

Author: Kedai Barang Antik / Labels:








Menapak Jejak Oei Tiong Ham di Kota Semarang...

Dahulu siapa yang tidak mengenal Oei Tiong Ham, "Raja Gula" dari Semarang yang juga sempat digelari "manusia 200 juta gulden" ?? Setelah lebih dari 80 tahun kematiannya, jejak-jejak Oei Tiong Ham di kota kelahirannya di Semarang terus memudar.

Oei Tiong Ham (Semarang, 1866–Singapura, 1924) adalah pendiri perusahaan multinasional pertama di Asia Tenggara dan orang terkaya pada zamannya di kawasan itu. Selain itu, ia adalah pemimpin masyarakat Tionghoa di Semarang dan belakangan juga dikenal sebagai Raja Gula Asia. Pada saat sekarang grup bisnis ini berpusat di negeri Belanda dan dikelola oleh anak bungsungnya yang bernama Oei Tjong Tjay bertempat tinggal di Switzerland yang berasal dari istri yang ke 7 bersaudarakan 13 putera dan 13 puteri dari 8 istri bapaknya.

Oei Tiong Ham dilahirkan pada 19 November 1866 di Semarang, Jawa Tengah sebagai anak kedua dari delapan orang anak di dalam keluarganya. Ia berasal dari daerah Tong An di Fujian, Republik Rakyat Cina. Ia belajar di sebuah sekolah swasta Tionghoa dan sewaktu masih kanak-kanak ia pun mempelajari bahasa Melayu. Ayahnya, Oei Tjie Sien berhasil meletakkan dasar bagi imperium Oei Tiong Ham. Di Semarang ia membuka usaha dupa dan gambir. Pada 1863 ia mendirikan Kongsi Kian-gwan yang kemudian oleh Oei Tiong Ham menjadi Oei Tiong Ham Concern.

Keberhasilan Oei Tiong Ham terutama adalah mengekspor hasil bumi dan perdagangan opium. Pada peralihan abad memasuki abad ke-20, ia telah menjadi orang terkaya di Asia Tenggara. Usahanya mempunyai cabang-cabang di Bangkok, Kolkatta, Singapura, Hong Kong, Shanghai, London dan New York. Perusahaannya juga mempunyai properti dan sejumlah pabrik di Jawa, sebuah bank, broker di London dan armada kapal yang terdaftar di Singapura.

Keberhasilan Oei Tiong Ham disebabkan oleh hubungannya yang baik dengan para penguasa kolonial Belanda. Selain itu ia pun adalah orang Tionghoa perantauan pertama yang mengenakan setelan pakaian barat. Ia meninggal dunia secara mendadak pada 3 Juni 1924 karena serangan jantung, dan ia meninggalkan harta yang jumlahnya sekitar 200 juta Gulden Belanda.

Anda bisa juga mengunjungi website berikut : http://www.kapanlagi.com/clubbing/showthread.php?t=28684 dan http://tjatetankoe.wordpress.com/2008/05/14/toean-oei-tiong-ham/ sebagai referensi mengenai biografi Oei Tiong Ham.

Kertas label produk-produk Oei Tiong Ham ini saya jual secara borongan dan tidak dijual per items, semua asli orisinil bukan repro. Usia kertas label produk beserta foto Oei Tiong Ham dan Oei Tjie Sien (Ayahnya) ini jauh lebih tua dari usia anda. Beruntung saya mendapatkan koleksi ini dari salah satu kolektor di kota Semarang, sebagai inspirasi barang langka. Barang lama seringkali mengingatkan kita akan kenangan sejarah masa lampau. Apalagi jika barang atau benda tersebut memiliki nilai tinggi. Kenangan dan nilai tersebutlah yang memberi inspirasi bagi para kolektor. Jika anda berminat dengan koleksi ini, bisa menghubungi saya di e-mail : kedaibarangantik@gmail.com SOLD OUT

Pahala Dan Murka (1-28 Jilid)

Author: Kedai Barang Antik / Labels:





Cerita Silat Gan K.L

Dr. Leo Suryadinata, seorang ilmuwan pada universitas di Singapura, yang banyak meneliti tentang cerita silat di Indonesia, telah menulis secara singkat riwayat hidup almarhum. Berdasarkan catatan Dr. Leo itu dan sumber-sumber lain, dapat dikemukakan tentang Gan K.L sebagai berikut:

Gan Kok Liang, atau yang lebih dikenal sebagai Gan K.L. lahir tahun 1928 di Xiamen (Amoy), propinsi Fukien. Jadi native tongue (bahasa ibu) beliau adalah Hokkian. Lalu pada umur 10 tahun dibawa ayahnya ber-migrasi ke Indonesia (Hindia Belanda ketika itu), bersama 7 orang adik-adiknya, melalui pelabuhan Surabaya.

Mula-mula keluarga itu bermukim di Kutoarjo, tetapi sejak 1949 di Semarang. Setelah fasih berbahasa Indonesia, dan setelah sebelumnya bekerja di bidang-bidang lain, seperti penjual keliling, sopir, dan konsulen pajak, pada tahun 1958 Gan K.L mulai menerjemahkan cersil pertama kalinya untuk harian Sin Po. Karya pertamanya adalah "Tjhau Guan Eng Hiong" atau "Pahlawan-Pahlawan Padang Rumput", sebuah terjemahan dari karangan Liang Ie Shen.

Setelah judul itu muncul sebagai cerita bersambung di Sin Po itu untuk setahun, kemudian diterbitkan sebagai buku. Menyusuli suksesnya karyanya yang pertama itu, Gan K.L lalu sangat produktif menerjemahkan cersil karangan berbagai pengarang di Cina, sampai lebih dari 40 judul. Karena merasa bahwa kalau menerjemahkan hanya untuk koran itu kurang leluasa, maka Gan K.L membentuk sendiri suatu badan penerbitan, yang diberinya nama Pantja Satya.

Penerbit ini juga menerbitkan hasil karya beberapa penerjemah lainnya, seperti Gan K.H, adik Gan K.L, dan SD Liong. Berbarengan dengan menurunnya popularitas cersil dan kendala gangguan penglihatannya, maka Gan K.L akhirnya berhenti menerjemahkan cersil pada tahun 1986. Beberapa tahun yang lalu, dalam suatu pertemuan 'copy darat' para members milis di Jakarta, Gan K.L telah sengaja diundang untuk berceramah. Itulah terakhir kalinya kebanyakan dari milis bertemu dengan beliau. Selamat jalan Ko' Kok Liang! Karya-karyamu abadi...

Anda dapat membaca juga liputan mengenai sosok Gan Kok Liang melalui website berikut ini : http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0004/14/naper/gan12.htm Jika anda berminat dengan koleksi ini, bisa menghubungi saya di e-mail : kedaibarangantik@gmail.com

Timbangan Surat

Author: Kedai Barang Antik / Labels:



Timbangan Surat

Alat pengukur berat kuno atau bisa disebut timbangan surat/dokumen ini jarang untuk ditemukan saat ini. Tak sekedar pajangan, barang barang ini menyimpan banyak cerita tentang budaya dan bagian dari kronologi perkembangan proses pos di Indonesia. Timbangan kuno merk "DEPOSE" ini pernah jaya pada tahun 1950 an dipakai di kantor pos seluruh Indonesia.Seiring perkembangan zaman selalu diiringi dengan pergeseran gaya hidup pula, timbangan manual mulai diganti dengan timbangan digital. Benda itu pun masih tampak kokoh dan mantap. Bahkan masih berfungsi sebagaimana mestinya, walau usianya tergolong renta.Jika anda berminat dengan koleksi ini, bisa menghubungi saya di e-mail : kedaibarangantik@gmail.com

Kaleng Minuman Jadoel

Author: Kedai Barang Antik / Labels:




Kaleng Minuman

Pernak pernik lama selalu mengundang perhatian karena bentuknya yang unik. Beberapa diantara pernak pernik itu adalah kaleng minuman tempo doeloe dengan ukuran tinggi 10 centimeter.

Kita sering melihat di tayangan televisi kaleng semacam ini dalam film laga yang seorang jagoan tertembak senapan namun lolos dari maut karena peluru nya mengenai kaleng ini yang disimpan didalam saku bajunya. Ironis memang, sisa peninggalan masa kolonial di negeri ini memang banyak sekali. Tak heran jika masih menjumpai benda semacam ini menggingat bangsa ini dijajah selam 3,5 abad lamanya. Kaleng minuman berbahan dari kuningan ini unik untuk koleksi sebagai inspirasi barang langka.Jika anda berminat dengan koleksi ini, bisa menghubungi saya di e-mail : kedaibarangantik@gmail.com

Handle Pintu Kuno

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Handle Pintu Tempo Doeloe

Aksesoris handle pintu bisa sangat mempengaruhi suasana rumah anda. Bagi anda yang sedang merancang rumah atau sedang berencana merubah suasana di rumah anda hal ini mungkin bisa berguna. Apalagi kalau anda berencana menggagas konsep rumah tradisional, khususnya rumah bergaya 'tradisional' ataupun 'kolonial'.

Anda bisa mulai dari elemen-elemen pengisi ruangan dengan benda-benda yang berpenampilan tradisional. Seperti kursi ruang tamu, meja makan, kursi makan, gordyn atau lampu hias sampai ke aksesoris atau pernak pernik. Salah satunya adalah handle pintu bergaya ‘tradisional-kolonial’. Benda-benda seperti ini kalau di kota-kota besar sepertinya susah untuk di temukan.

Untuk mendapatkan handle seperti ini saya mesti berburu bongkaran rumah tua, padahal rumah yang mempunyai handle seperti ini biasanya dikategorikan rumah cagar budaya.Jika anda berminat dengan koleksi ini, bisa menghubungi saya di e-mail : kedaibarangantik@gmail.com

Permainan "Pachinko 777"

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Permainan "Pachinko 777"

Pernak pernik lama selalu mengundang perhatian karena bentuknya yang unik. Beberapa diantara pernak pernik itu adalah koleksi mainan ini. Permainan ini sejenis mainan ketangkasan, semacam replika permainan judi rolet.

Cara kerja mainan ketangkasan ini, ditekan pada tuas per kuning pada bagian kanan bawah secara cepat dan bola-bola (semacam gotri) akan terlempar keatas bertebaran mengikuti alur yang akan masuk kedalam lubang yang terdapat poin yang berbeda-beda pada tiap lubang tersebut.

Mainan "Pachinko 777" ini mempunyai ukuran P.12,5 cm x L.9 cm x T.2 cm ini merupakan salah satu barang yang unik untuk dikoleksi. Setelah 30 tahunan, tampaknya orang rindu lagi dengan masa lalu. Dan mainan jadul yang bertampang vintage ini kembali digemari orang. Tertarik memilikinya ??

Mainan Kwartet Kuno

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Kwartet Tempo Doeloe

Ada yang masih ingat dengan permainan kwartet ? Kwartet adalah jenis mainan anak-anak tempo dulu (sekarang memang sudah langka) berupa kartu bergambar. Semua yang besar di akhir tahun 70-an sampai awal 80-an pasti mengenal permainan kwartet.

Permainan yang menggunakan kartu sebanyak (kalau tidak salah) 32. Dan ketigapuluh dua kartu tersebut terbagi atas 8 kelompok, masing masing kelompok itu tentu saja memiliki tema dan tiap kelompok kartu terdiri dari 4 kartu. Misalnya kelompok buah buahan, pasti akan beranggotakan kartu kartu dengan nama buah.

Cara bermainnya gampang, dibutuhkan pemain maksimal 4 orang, yang kemudian akan dibagikan kartu kartu. Selanjutnya secara bergiliran pemain meminta pada lawannya kartu kartu yang termasuk dalam kelompok kartu yang dimilikinya. Nah, pemain yang memiliki kelompok kartu terbanyak itulah pemenangnya.

Sudah jarang khan melihat kwartet yang semacam ini ?? Jika anda berminat dengan koleksi ini, bisa menghubungi saya di e-mail : kedaibarangantik@gmail.com

Rugos #4 (Letraset)

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

RUGOS (Letraset)

Rugos adalah merek, konon singkatan “huruf gosok”, bikinan Surabaya. Rugos adalah jawaban Indonesia untuk barang sejenis, yaitu Letraset dan Mecanorma yang merupakan barang impor.

Tidak hanya huruf tapi juga tersedia motif-motif atau pattern tertentu seperti bintik-bintik. Di tangan yang kurang terampil, dan kurang hirau tipografi, penempelan huruf ini akan menjadi tidak rapi. Tapi misalkan penempelnya terampil, kalau kehabisan huruf dan tanda baca ya tetap saja repot. Maka dahulu dalam sebuah buku tanda titik-titik (ellipsis) dalam judul dibuat dengan… spidol hitam!

Bagaimana jika huruf M habis? Gampang, ambil saja huruf W lalu dibalik, dan jadilah huruf M kreasi sendiri. Kalau stok font Rugos habis? Juga gampang. Ambil saja font face yang lain. Hasilnya: dalam satu buku ada pelbagai jenis font untuk judul bab. Kalaupun saat itu sudah ada template juga percuma karena hurufnya habis.

Sepertinya bagi kebanyakan orang sudah jarang menggunakan alat media Letraset yang semacam ini. Jika anda berminat dengan koleksi ini, bisa menghubungi saya di e-mail : kedaibarangantik@gmail.com

Rugos #3 (Letraset)

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

RUGOS (Letraset)

Rugos adalah merek, konon singkatan “huruf gosok”, bikinan Surabaya. Rugos adalah jawaban Indonesia untuk barang sejenis, yaitu Letraset dan Mecanorma yang merupakan barang impor.

Tidak hanya huruf tapi juga tersedia motif-motif atau pattern tertentu seperti bintik-bintik. Di tangan yang kurang terampil, dan kurang hirau tipografi, penempelan huruf ini akan menjadi tidak rapi. Tapi misalkan penempelnya terampil, kalau kehabisan huruf dan tanda baca ya tetap saja repot. Maka dahulu dalam sebuah buku tanda titik-titik (ellipsis) dalam judul dibuat dengan… spidol hitam!

Bagaimana jika huruf M habis? Gampang, ambil saja huruf W lalu dibalik, dan jadilah huruf M kreasi sendiri. Kalau stok font Rugos habis? Juga gampang. Ambil saja font face yang lain. Hasilnya: dalam satu buku ada pelbagai jenis font untuk judul bab. Kalaupun saat itu sudah ada template juga percuma karena hurufnya habis.

Sepertinya bagi kebanyakan orang sudah jarang menggunakan alat media Letraset yang semacam ini. Jika anda berminat dengan koleksi ini, bisa menghubungi saya di e-mail : kedaibarangantik@gmail.com

Game Watch Kuno

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Game Watch "Heli-Battle"

Sebuah gembot yang jadi primadona anak-anak di bangku sekolah dasar pada era 80-an. Game watch seri " Heli-Battle " sebuah koleksi yang cukup menghibur.

Berbahagialah jika anda masih menyimpan pernik langka ini. Rasa sesal karena pernah tidak memiliki atau mungkin pernah kehilangan. Bahkan bisa menjadi nostalgia yang melemparkan ingatan pada masa itu.

Sudah jarang khan melihat "gembot" yang semacam ini ?? Jika anda berminat dengan koleksi ini, bisa menghubungi saya di e-mail : kedaibarangantik@gmail.com SOLD OUT

Rugos #2 (Letraset)

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

RUGOS (Letraset)

Rugos adalah merek, konon singkatan “huruf gosok”, bikinan Surabaya. Rugos adalah jawaban Indonesia untuk barang sejenis, yaitu Letraset dan Mecanorma yang merupakan barang impor.

Tidak hanya huruf tapi juga tersedia motif-motif atau pattern tertentu seperti bintik-bintik. Di tangan yang kurang terampil, dan kurang hirau tipografi, penempelan huruf ini akan menjadi tidak rapi. Tapi misalkan penempelnya terampil, kalau kehabisan huruf dan tanda baca ya tetap saja repot. Maka dahulu dalam sebuah buku tanda titik-titik (ellipsis) dalam judul dibuat dengan… spidol hitam!

Bagaimana jika huruf M habis? Gampang, ambil saja huruf W lalu dibalik, dan jadilah huruf M kreasi sendiri. Kalau stok font Rugos habis? Juga gampang. Ambil saja font face yang lain. Hasilnya: dalam satu buku ada pelbagai jenis font untuk judul bab. Kalaupun saat itu sudah ada template juga percuma karena hurufnya habis.

Sepertinya bagi kebanyakan orang sudah jarang menggunakan alat media Letraset yang semacam ini. Jika anda berminat dengan koleksi ini, bisa menghubungi saya di e-mail : kedaibarangantik@gmail.com

Rugos #1 (Letraset)

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

RUGOS (Letraset)

Rugos adalah merek, konon singkatan “huruf gosok”, bikinan Surabaya. Rugos adalah jawaban Indonesia untuk barang sejenis, yaitu Letraset dan Mecanorma yang merupakan barang impor.

Tidak hanya huruf tapi juga tersedia motif-motif atau pattern tertentu seperti bintik-bintik. Di tangan yang kurang terampil, dan kurang hirau tipografi, penempelan huruf ini akan menjadi tidak rapi. Tapi misalkan penempelnya terampil, kalau kehabisan huruf dan tanda baca ya tetap saja repot. Maka dahulu dalam sebuah buku tanda titik-titik (ellipsis) dalam judul dibuat dengan… spidol hitam!

Bagaimana jika huruf M habis? Gampang, ambil saja huruf W lalu dibalik, dan jadilah huruf M kreasi sendiri. Kalau stok font Rugos habis? Juga gampang. Ambil saja font face yang lain. Hasilnya: dalam satu buku ada pelbagai jenis font untuk judul bab. Kalaupun saat itu sudah ada template juga percuma karena hurufnya habis.

Sepertinya bagi kebanyakan orang sudah jarang menggunakan alat media Letraset yang semacam ini. Jika anda berminat dengan koleksi ini, bisa menghubungi saya di e-mail : kedaibarangantik@gmail.com

Etiket Jamu "MUSTIKA KARESIKAN"

Author: Kedai Barang Antik / Labels:






Etiket Jamu "MUSTIKA KARESIKAN"

Jamu, bagi sebagian orang barangkali identik dengan rasa pahit dan aroma menyengat yang bikin mual. Etiket kemasan jamu ini cukup menghibur, walau jamu ini adalah jamu tradisional tetapi kemasan yang ditampilkan masih ada kaitan dengan budaya terutama Indonesia.

Canggih juga lho untuk produk rakyat yang tampaknya sudah lama ada, tapi pada pertengahan 1960-an. Merupakan kertas kemasan yang biasanya digunakan untuk mengemas jamu puyer. Packaging menggunakan kertas kopi cokelat dengan teknik produksi cetak saring (sablon), dan juga menggunakan warna spot ungu pada keseluruhan tampilannya.

Penggunaan tipografi sangat baik dan memiliki kerterbacaan yang jelas. Target pemasaran masyarakat kalangan bawah dengan unsur ejaan bahasa Jawa mendominasi kemasan dengan khasiat dan fungsinya.

Produk ini dikemas dengan tampilan yang sederhana serta menggunakan material yang tidak mahal,menunjukkan target pemasaran masyarakat kalangan bawah.

Etiket tempo doeloe dengan ukuran kertas P.14,5 cm x L.14,5 cm ini sudah jarang ditemui. Jika anda berminat dengan koleksi ini, bisa menghubungi saya di e-mail : kedaibarangantik@gmail.com

Etiket Batik Tempo Doeloe

Author: Kedai Barang Antik / Labels:



Etiket Batik "Tjap Putri Aju"

Ayu. Cantik. Tak hanya berlaku untuk wajah, tapi juga barang. Tampaknya produsen batik ini mencoba mengambil tuah "Putri Aju" sebagai visual utamanya untuk branding dengan harapan sukses di pasar.

Ilustrasi desain bergambar penari, ah entahlah, mungkin penari Jawa identik dengan putri ayu. Warna merah dominan sebagai warna yang kuat. Serta dicetak menggunakan dengan press offset, menampakkan raster kasar dan timbul dengan warna prada emas untuk memancarkan efek gradasi.

Etiket tempo doeloe dengan ukuran kertas P.9,5 cm x L.5 cm ini sudah jarang ditemui. Jika anda berminat dengan koleksi ini, bisa menghubungi saya di e-mail : kedaibarangantik@gmail.com