Rantang China Peranakan

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Rantang Klasik China Peranakan

Jika dicermati rantang enamel China Peranakan ini masih menyisakan keanggunan langgam Tionghoa masa lalu yang tergerus jaman. Detail motif ornamen dengan kultur Peranakan juga tipografi huruf yang seimbang dan teratur, sebagai idiom lokal cukup sukses sebagai daya pikat.

Pesan tekstual lebih banyak didasari oleh filosofi tertentu yang memberi makna tertentu pula.

SLAMAT BUKKA,
SLAMAT ANGKAT,
SLAMAT PAKEI,
SLAMAT MAKAN,
SLAMAT UNTONG,

Penggunaan tipografi sangat baik dan memiliki kerterbacaan yang jelas memiliki latar belakang historis yang dipengaruhi oleh budaya China ditandai dengan adanya tekstur yang menonjol dan jika dipegang atau diraba. Mungkin sebagian dari anda yang masih muda-muda agak awam dengan istilah-istilah diatas.

Peleburan budaya dan kekayaan kuliner China di Indonesia melahirkan beragam masakan baru yang disebut masakan Peranakan. Tak hanya berpadu dengan masakan khas Indonesia atau Jawa pada umumnya, masakan China Peranakan juga banyak terasimilasi kekayaan kuliner Belanda. Pada masa pendudukan Belanda, masakan ketiga bangsa itu hidup berdampingan dan melebur.

Pernik perabot rumah tangga Peranakan seperti ini sangat umum dimiliki rumah tangga kelas menengah era tahun 1930 an. Tapi, sungguh, ketika pertama melihatnya saya seperti terlempar ke masa silam. Yang itu karena terlebih dahulu terkesan oleh ornamen motif bunga timbul dan juga tekstual yang tampaknya sudah mulai jarang ditemui.
SOLD OUT

Kebaya Encim Peranakan

Author: Kedai Barang Antik / Labels:


Kebaya Encim Peranakan

Dari sisi sejarah, kebaya merupakan bentukan busana atasan yang pertama kali dikenakan wanita Indonesia, yang digunakan bersama kain panjang atau sarung.

Kaum Tionghoa menggunakan desain kebaya dengan potongan yang lebih pendek dan sederhana, dengan hiasan yang berwarna, lazim disebut Kebaya Encim.

Kebaya Encim Peranakan yang mempunyai nilai seni dan artistik ini banyak menghiasi museum-musem dan kolektor pribadi di mancanegara. Biasanya kebaya encim ini terbuat dari bahan rajutan dan dikombinasikan dengan kain atau sarung batik.

Bolehlah kita berharap kebaya juga akan mengikuti jejak batik yang saat ini sudah menjadi bagian dari busana sehari-hari sebagai bagian dari identitas lokal. SOLD OUT

Sarung Batik Kedoengwoeni, Pekalongan

Author: Kedai Barang Antik / Labels:


Sarung Batik Kuno Kedoengwoeni-Pekalongan

Siapa yang tak kenal batik ? Setiap kali memandang kain batik selalu terasa ada pesona yang memancar. Bukan sekadar keindahan perpaduan dan komposisi ragam hias serta permainan warna yang menarik diamati, tetapi juga semangat zaman yang dipancarkan kain tersebut.

Menurut beberapa kolektor karena batik adalah barang seni. Batik ibarat sebuah lukisan, pembuatannya makan waktu, tidak pabrikan tapi satu persatu. Ini dianggap bernilai, terutama jenis batik kuno yang motifnya klasik.

Buket kembang sepatu dalam warna hijau. Latar motif untu walang (gigi belalang) yang sangat unik dan klasik. Tak mengherankan untuk mendapatkannya, kolektor rela mengeluarkan dana tak terbatas hanya untuk selembar batik.

Kain sarung ini memang populer di kalangan tertentu, dijadikan benda koleksi, dipuja, dan disimpan sebagai barang antik kearifan lokal. Tertarik memilikinya ?? SOLD OUT

Kaca Patri Art Nouveau

Author: Kedai Barang Antik / Labels:



Kaca Patri Indies (Art Nouveau)

Langgam gaya Arsitektur Indies sebagai perpaduan budaya Belanda dan Jawa juga terjalin dalam ornamen Art Nouveau pada kaca patri warna warni menjadikan pintu ini terkesan antik dan aristocratic.

Arsitektur Indies sebagai manifestasi dari nilai-nilai budaya yang berlaku pada zaman itu ditampilkan lewat kualitas bahan dan detail tekstur pengerjaannya. Kaca patri bergaya Art Nouveau ini sungguh mempesona.

Orang-orang Belanda, pemilik perkebunan, golongan priayi dan penduduk pribumi yang telah mencapai pendidikan tinggi merupakan masyarakat papan atas, ikut mendorong penyebaran kebudayaan Indies lewat gaya hidup yang serba mewah karena dianggap bisa dijadikan sebagai simbol status dan keagungan.

Namun, setelah zaman kolonialisme Belanda berakhir di era 1930-an, seni kaca patri pun ikut punah dengan sendirinya, karena seniman kaca patri desain Art Nouveau saat itu hampir semuanya adalah orang Belanda yang kembali ke negerinya.

Sinar matahari yang masuk menembus kaca patri lebih mengentalkan keindahan seni. Sinar yang menembus 'menari-nari' didalam kaca, terpantul indah tekstur dan warna-warni yang dihasilkan sangat luar biasa. Tertarik ??

Pintu Kaca Patri : Ukuran Pintu T.2 m x 90 cm (1 pcs)


Jendela Kaca Patri : Ukuran Jendela T.1 m x 80 cm (5 pcs)


SOLD OUT

Arsitektural China Peranakan

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Pintu & Jendela Kupu Tarung Kuno China Peranakan

Ornamen dan material yang dipergunakan pada interior jendela dan pintu ini adalah sesuatu dari peradaban masa lalu. Detail ornamen dan artwork khas yang riuh dengan paduan detail ornamen dan warna menunjukan pekerjaan seni yang memerlukan kemampuan tinggi.

Jika dicermati ada keunikan untuk desain rumah rumah Tionghoa Peranakan di Indonesia, bagaimana rumah yang dirancang ribuan mil dari tanah ini, diadopsi, lalu di bangun disini dengan beberapa adaptasi tentunya.

Meski banyak bagian kayu jati yang butut, namun pesona pintu dan jendela ini tetap memikat juga masih punya detail detail yang menunjukkan keindahan dan keabadian.

Arsitektur pintu dan jendela berornamen melihat suatu budaya yang telah langka dan perlahan-lahan terlupakan ini. Sudah jarang khan melihat pintu dan jendela klasik yang semacam ini ??

Pintu Jumbo : 4 pcs (2 pasang)Ukuran : L.50 cm x T.230 cm => L.100 x T.230

Pintu Medium : 4 pcs (2 pasang)Ukuran : L.45 cm x T.196 cm => L.85 cm x T.196

Jendela Jumbo : 4 pcs (2 pasang)Ukuran : L.44 cm x T.150 cm => L.88 cm x T.150 cm

Jendela Medium : 4 pcs (2 pasang)Ukuran : L.40 cm x T.124 cm => L.80 cm x T.124 cm
SOLD OUT

Bangku Stasiun Art Nouveau

Author: Kedai Barang Antik / Labels:



Bangku Stasiun Samarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS)

Namun jika merunut sejarahnya, koleksi ini muncul saat nusantara sedang dalam masa penjajahan kolonial Belanda. Bangku stasiun milik Samarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) sekitar tahun 1900 an ini masih tampak kokoh dan mantap bernuansa masa lampau yang mempunyai ukuran panjang 2 meter itu kini terbilang langka dan susah ditemukan. Ia mewakili budaya dan tradisi masa lampau yang kental dengan gaya hidup saat itu; yang bersahaja.

Jika dicermati corak tekstur dan desain rangka besi ornamen kaki binatang bergaya Indische Empire Stijl namun kaya akan unsur dekoratif, merupakan ciri khas produk Eropa masa lampau dengan nilai-nilai budaya yang berlaku pada zaman itu ditampilkan lewat kualitas bahan dan detail tekstur pengerjaannya.

Langgam gaya desain Art Nouveau sebagai simbol kekuasaan, status sosial, dan kebesaran penguasa saat itu. Tentu barang lama yang secara kualitas jelas tidak diproduksi sembarangan.

Berorientasi pada prinsip arsitektur kolonial yang "dikemas" dalam wujud modern sehingga penampilannya lebih kontemporer, dan desain yang tak lekang dimakan waktu sekaligus mengekspresikan kemapanan pemilik. Bangku stasiun era Dutch East Indies memperkuat gaya sebuah interior, membentuk ciri khas, serta menciptakan sense of space ketika ada tamu yang memasuki rumah. SOLD OUT

Nampan Rokok Souvenir

Author: Kedai Barang Antik / Labels:



Iklan Rokok Gudang Garam

Baki reklame rokok bahan material dari kaleng dengan ukuran P.45 cm x L.33 cm ini kenang-kenangan dari PT. GUDANG GARAM bisa disebut piring souvenir.

Nampan reklame ini merupakan barang lama, dibuat sekitar tahun 1970 an dan sangat unik karena terdapat contoh gambar rokok indie pada baki souvenir tersebut. Susah untuk mendapatkan piring iklan rokok ini karena sudah jarang dijumpai karena dibuat untuk edisi terbatas.

Piring iklan rokok ini sangat unik untuk koleksi, terutama para kolektor rokok atau para pecinta pernak pernik rokok tempo doeloe. Jika anda berminat dengan koleksi ini, bisa menghubungi saya di e-mail : kedaibarangantik@gmail.com SOLD OUT

Batik Dermayon Pesisiran

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Batik Pesisir Indramayu (Iwak Etong)

Berlainan dengan daerah Cirebon yang memiliki dua keraton, Indramayu adalah daerah nelayan. Dengan begitu tata nilai kerakyatan dan juga seni budaya rakyat Indramayu, cenderung lebih dominan bila dibandingkan dengan wilayah Cirebon, yang hingga kini masih terpengaruh kuat oleh kultur keraton sentris.

Batik Indramayu sering juga disebut Dermayon. Batik di daerah ini dikerjakan oleh istri para nelayan sewaktu ditinggal suami mereka yang turun ke laut. Dalam kesederhanaannya, seni batik Dermayon mempunyai daya tarik sendiri yang sangat khas pesisiran, dengan warna-warna yang cantik dan cerah, serta berkaitan dengan pantai, laut, hasil nelayan, dan flora-fauna daerah pantai.

Motif khas Indramayu seperti kembang suket dan Iwak Etong ini dibuat para istri nelayan, yang berharap suaminya pulang dengan membawa banyak tangkapan yang memuat nilai-nilai lokal dari kehidupan nelayan. Sejajar dengan sifat masyarakat nelayan yang sederhana, polos dan lantang tanpa basa-basi. Sifat tersebut tercermin pula pada pilihan warna yang digunakan apa adanya, kesederhanaan dan ketegasan. SOLD OUT

Sarung Encim Pesisiran

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Sarung Batik Kuno Kedoengwoeni-Pekalongan

Menurut beberapa kolektor karena batik adalah barang seni. Batik ibarat sebuah lukisan, pembuatannya makan waktu, tidak pabrikan tapi satu persatu. Ini dianggap bernilai, terutama jenis batik kuno yang motifnya klasik.

Merunut literatur pembuatan batik tersebut, nuansa warna coklat ini tergantung pada perbandingan pemakaian mengkudu dan mahoni dalam pembuatan warna tersebut (pewarnaan alami). Pada masa lampau di daerah Kedoengwoeni, Pekalongan ini para pembatik tidak mengenal sogan. Menurut mereka, ini disebabkan karena tingginya kadar garam dari air setempat.

Ragam hias buketan Famille Verte khas motif Pesisiran. Motif Dele Kecer (kedelai kecer) adanya pengaruh ragam hias tanahan dari derah Solo-Yogya (Vorstenlanden). Bukan sekadar keindahan perpaduan dan komposisi ragam hias serta permainan warna yang menarik diamati, tetapi juga semangat zaman yang dipancarkan kain tersebut.

Foto Babah Nyonyah

Author: Kedai Barang Antik / Labels:



Potret Tionghoa Masa Lampau...

Tidak dapat dilacak dengan pasti kapan lukisan potret diri ini diabadikan, tapi diperkirakan sekitar tahun 1925 an. Pada masa itu pemerintah Belanda (Dutch East Indies) memberlakukan beberapa peraturan, yaitu Wijkenstelsel dan Passenstelsel.

Wijkenstelsel yaitu pemusatan permukiman komunitas Tionghoa dan etnik asing lainnya. Sementara peraturan Passenstelsel mengharuskan orang Tionghoa membawa kartu pas jalan jika mengadakan perjalanan keluar daerah. Aturan Wijkenstelsel ini menciptakan pemukiman etnis Tionghoa atau Pecinan di sejumlah kota besar di Hindia Belanda.

Lukisan potret diri Babah Nyonyah Tionghoa ini menarik untuk dikenang dan ditampilkan kembali identitas Tionghoa Peranakan tempo doeloe. Bisa juga dikatakan bahwa orang-orang Tionghoa masa kini adalah kepanjangan tangan dari komunitas Tionghoa pada masa lalu. SOLD OUT