Reklame Enamel "THE BOY BRAND"

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Peter Walker Lager H & W Greer Ltd

Meski dianggap kotor dan ketinggalan zaman, namun pesona reklame enamel ini tetap memikat. Dengan karakteristik warna yang sangat kuat serta tahan lama, reklame enamel kuno ini masih tampak bersih meski sebagian badannya mulai berkarat.

Tak heran dengan kondisi berkarat semacam ini karena dalam hal ini media iklan luar ruang dan populer pada dekade 1920 an. Beberapa perusahaan pada jaman itu memilih iklan enamel sebagai media beriklan mereka karena kuat dan tahan terhadap segala kondisi cuaca.

Kelangkaan barang membuat para kolektor berlomba untuk mencari "harta mewah" ini. Reklame enamel Peter Walker Lager H & W Greer Ltd, pabrik pembuat dari "Patent Enamel Co.Ltd.Bham England pada era Dutch East Indies dan mempunyai ukuran P.122 cm x L.92 cm.

Selain pesegi panjang, juga terdapat iklan enamel beraneka bentuk seperti lingkaran, segi tiga, kombinasi berbagai bentuk dan bahkan dibentuk sesuai dengan ciri khas produk yang diiklankan. Berminat ? SOLD OUT

Lampu Minyak Kuno

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Sepasang Lampu Minyak Kuno...

Kini lampu jenis ini tentu saja sudah jarang kita temui. Namun beberapa orang kreatif dan desainer aksesori rumah memunculkan kembali lampu jenis ini dengan berbagai gaya dan model.

Lampu minyak dengan nuansa lawas misalnya, sering memiliki tampilan yang dibiarkan apa adanya. Dengan penempatan yang pas, menimbulkan suasana nyaman dan romantik membuat lampu minyak lawas ini menarik hati.

Kreasikan sesuai dengan keinginan anda. Menyesuaikan fungsi tempat pada aplikasi interior dan eksterior rumah anda. Lampu minyak kuno ini boleh saja dilupakan tapi pesonanya ternyata tetap menggoda. Mau ?? SOLD OUT

Batik Bang Biron Lasem

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Merah Batik Lasem Yang Mempesona...

Tak akan habis kata untuk mengungkap rasa kagum kita akan pesona batik pesisir. Salah satu batik pesisir kita dibuat berdecak kagum, terpesona yang telah terkenal sejak zaman ke zaman adalah batik Laseman.

Batik Lasem di masa yang lampau termasyhur karena warna merahnya yang dijuluki abang getih pithik (merah darah ayam). Warna merah alami juga karena kandungan mineral pada air di daerah itu, juga diperoleh dari akar mengkudu dan tidak bisa ditiru di tempat-tempat lain.

Jarang dijumpai kepala bergaya buketan seperti batik Pekalongan. Batik dari daerah Lasem ini juga disebut dengan istilah Laseman. Ornamen motif dan variasi warna batik Lasem lawas klasik sangat unik, sehingga sulit ditiru oleh pembatik era sekarang.

Batik Lasem terkenal dengan akan merahnya (merah darah) isen-isen, cocohan dan latar polos. Tumpal atau kepala kain batik Lasem biasanya berbentuk Pucuk Rebung yang diisi berbagai ragam hias pengaruh kebudayaan China.

Bang biron ; yaitu ragam hias merah dan biru di atas latar putih susu. Badan kain diberi ragam hias tanaman lotus yang luwes dan juga burung hong (fenghuang) melambangkan wanita utama, kelembutan dan keanggunan. Di Jawa pada masa yang silam, burung hong pada batik dianggap penolak bala. Tertarik memilikinya ? SOLD OUT

Batik Antik E. van Zuylen

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

The Masterpieces of Batik Pesisir

Koleksi Merk Tua Yang Bertahan Hingga Kini...

Bagi kalangan pecinta batik, siapa yang tak kenal batik E.van Zuylen ?? Eliza van Zuylen adalah maestro pembuat batik di Indonesia kelahiran Belanda. Dia tinggal di Indonesia sekitar tahun 1863-1947 saat Belanda menjajah Indonesia. Setelah tahun 1860, Pekalongan menjadi sentra produksi batik Indo-Eropa atau dikenal sebagai batik Belanda.

Pola Art Nouveau yang memukau dari koleksi Eliza van Zuylen menjadi merek dagang dari batik Pekalongan dan ditiru sepanjang seluruh pantai pesisir utara pada masa itu. Melalui teknik pewarnaan alami yang rumit, bengkel batik milik pengusaha Eliza van Zuylen menghasilkan gradasi warna yang sempurna dari setiap helai warna kain tersebut. Kebiasaan membubuhkan tanda tangan dan tanda cap oval pada setiap lembar batiknya untuk menunjukkan tiap lembar kain dibuat khusus dengan kesempurnaan pengerjaan.

Koleksi kain batik asli Eliza van Zuylen ditandatangani, "E v Zuylen " dan dicap "Batikkerij" (batik workshop) / Mevr. E. van Zuylen - Pekalongan. Karena banyak dari para pekerja pembuat batik nya bekerja di rumah mereka sendiri, terutama selama periode puncak masa kejayaannya, tanda tinta cap oval ini mewakili ukuran keamanan keaslian karya, efektif mencegah penjualan batik yang belum selesai kepada pihak ketiga. Tanda cap membuktikan kain batik adalah asli Eliza van Zuylen dibuat di bawah pengawasan pribadi, dan dia sendiri dicatat adalah seorang perfeksionis dalam berkarya.

Batik ibarat sebuah lukisan, pembuatannya makan waktu dan proses yang rumit, tidak pabrikan tapi dibuat satu persatu. Ini dianggap bernilai, terutama jenis batik kuno yang motifnya klasik. Tak mengherankan untuk mendapatkan koleksi kain batik asli orisinil Eliza van Zuylen ini, kolektor rela mengeluarkan dana tak terbatas hanya untuk selembar batik ini. Tertarik memilikinya ?? SOLD OUT

Kebaya Encim Peranakan

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Kebaya Encim Tak Lekang Oleh Zaman...

Bagaimana rupa kebaya berusia 100 tahun? Mungkin anda akan bayangkan kebaya yang lusuh dan terdapat beberapa lubang disana sini. Namun bayangan tersebut sontak sirna saat menyaksikan koleksi kebaya kuno ini. Era kebaya dimulai manakala Belanda membuka Hollandsch Chineesche Schoolen - sekolah berbahasa pengantar Belanda bagi anak-anak Tionghoa.

Kebaya renda adalah kebaya dari bahan putih transparan ( voile, paris, batist, dan atekres ) yang di impor dari Eropa dan tepinya dihiasi renda halus berukuran lebar buatan Swiss, dipelopori oleh perempuan Indo-Belanda (Eurasia). Polanya merupakan modifikasi pola baju dalam orang Portugis.

Kebaya encim biasanya berwarna putih dan warna-warna muda lainnya, dibuat dari kain katun tipis dengan klasik bordir (borduur, bahasa belanda, artinya, sulam) motif gambar bunga mei (Mei Hwa) dan terlihat pada tepi bawah kebaya yang dibuat menjadi runcing ( sonday ).

Sering kali kebaya encim berlengan seperti agak kependekan. Ternyata ini ada maksudnya, supaya gelang keroncong yang mereka pakai bisa kelihatan! Kebaya Encim tak hanya populer di kalangan Nyonya di Nusantara tapi juga di Singapura dan Malaysia hingga akhir tahun 1950-an.

Pada perkembangan selanjutnya kebaya renda ini menjadi semacam identitas kaum perempuan Tionghoa Peranakan di Indonesia. Kebaya renda ini pada umumnya tetap berwarna putih, hendak menyatakan bahwa pemakainya adalah perempuan ' baik-baik '. Jika dicermati, tekstur dan kerapian pengerjaan yang dihasilkan sangat luar biasa. Tertarik memilikinya ??
SOLD OUT

Slippers China Peranakan

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Sandal Selop Encim

Pada busana kain kebaya China Peranakan pada masa kolonial Hindia Belanda yaitu kebaya dengan bordiran di krah dan lengannya dan biasanya warnanya putih dan alas kakinya berupa sandal selop.

Pada awal abad ke 19 sandal selop encim berdisain datar, namun setelah tahun 1930-an model selop ada yang berhak tinggi (high-heeled)Meskipun bentuk dasarnya sama namun terdapat variasi terutama dalam hiasan yang disesuaikan dengan keinginan atau kebutuhan pemakainya.

Di kalangan istri pembesar, bahan sandal selop yang digunakan berbeda dari rakyat biasa. Biasanya mereka menggunakan bahan yang berkualitas tinggi seperti sutera atau beludru serta corak hias motif flora yang lebih anggun. Bahan sulaman biasanya terbuat dari kawat perak berlapis emas dengan tekstur yang dihasilkan sangat luar biasa sekaligus mengekspresikan kemapanan pemilik.

Kerumitan membuat sandal selop China Peranakan dengan kesempurnaan pengerjaan yang dipesan secara khusus oleh Pouw Tjoe Tin sebagai gaya hidup yang serba mewah karena dianggap bisa dijadikan sebagai simbol status dan keagungan. Tertarik memilikinya ?? SOLD OUT

Antiques Photographs

Author: Kedai Barang Antik / Labels:

Sebuah Jejak Rekam China Peranakan....

Pada masa Hindia Belanda, China Peranakan telah mewujudkan satu budaya yang unik dengan mengkekalkan banyak tradisi China, seperti merayakan perayaan Tahun Baru China (Imlek) dengan mengikut budaya lokal dan juga koloni kebudayaan Eurasia (Eropa Asia).

Generasi Nyonyah yang terdahulu masih memakai pakaian kebaya dan kain sarong sebagaimana yang dipakai oleh orang-orang pribumi. Sedangkan generasi Babah menyesuaikan diri dengan kehidupan Indies, lebih berbau tradisi Eropa mulai muncul. Fenomena ini kemudian melahirkan golongan priayi baru, yang memberikan tempat kepada semua kelompok masyarakat, di bawah pemerintah Hindia Belanda.

Sekalipun kaum Tionghoa Peranakan sebagian terasimilasi ke dalam masyarakat setempat, mereka tetap terpisah dari golongan-golonganras lainnya, terutama akibat struktur masyarakat kolonial yang dibentuk oleh Hindia Belanda. Golongan Eropa menempati tempat teratas, golongan timur asing (Vreemde Oosterlingen) di tengah dan golongan pribumi (Inlanders) di lapisan bawah.

Potret kuno keluarga Tionghoa yang mempunyai ukuran keseluruhan 30 cm x 35,5 cm (16,5 cm x 22,5 cm) ini menarik untuk dikenang dan ditampilkan kembali sebagai identitas Tionghoa Peranakan tempo doeloe. Dalam perjalanan waktu, tumbuhlah satu masyarakat Tionghoa Peranakan yang nyata. Bisa juga dikatakan bahwa orang-orang Tionghoa masa kini adalah kepanjangan tangan dari komunitas Tionghoa pada masa lalu. Mau ??