Nampaknya lampu "caping" kerucut berukuran T.17 cm x diameter 25,5 cm di masa sekarang ini, belum mau dipensiunkan.
Lampu "caping" porselen ini bisa menjadi pusat perhatian, terutama bila diekspos dengan bentuk letak yang mudah tertangkap oleh mata.
Lampu ini menjadi penanda kelas sosial pada masyarakat kolonial yang dibeda-bedakan berdasarkan ras dan status sosial.
Kesan klasik dan bentuknya yang unik cocok digunakan pada ruangan dengan gaya interior apapun sebagai centerpoint yang memukau.
Koleksi lampu ini umumnya menghias bangunan rumah peristirahatan dengan taman yang luas, yang lazim disebut landhuis dengan patron Belanda.
Lampu gantung porcelain dengan nuansa lawas ini, sering memiliki tampilan yang dibiarkan apa adanya sekaligus bisa merekam ulang era masa keemasannya menerangi ruang baca milik Meneer Belanda.
Merekam Sejarah Lewat Koleksi Lampu Indisch...
Bayangkan kenyamanan ini: mau menyalakan lampu listrik tinggal pencet, mau mandi air hangat tinggal putar. Pada masa Hindia Belanda , di bawah tanah membentang jaringan pipa gas, di samping pipa air, dan kabel listrik.
Kenyamanan serupa lebih dari 1,5 abad lalu telah dipikirkan, dibangun dan dinikmati di Indonesia, zaman Belanda.
Tentunya lebih banyak noni-noni dan tuan-tuan Belanda yang menggunakan lampu jenis ini pada rumah-rumah penguasa wilayah pada masa itu.
Hindia Belanda pada awal abad ke-20 merupakan gambaran bagaimana kehidupan modern merasuki kehidupan masyarakat di setiap kota dengan berbagai pernak-perniknya.
Banyak orang pula yang mengagumi lampu listrik model ini, karena bahannya yang terbuat dari porselen yang nampaknya sudah ada sekitar tahun 1910-an. Apalagi, kenangan yang dibawa lampu baca ini membawa sensasi tersendiri.
Lampu baca ini sudah tua usianya, kini tergolong langka dan sudah tidak diproduksi lagi. Sehingga saya kini semakin berhati-hati menyimpannya.
Mempunyai desain bentuk "caping" kerucut menghasilkan suasana cahaya tenang juga mempunyai aura yang sanggup menahan keabadian. Tertarik memilikinya ?? SOLD OUT
Lampu "caping" porselen ini bisa menjadi pusat perhatian, terutama bila diekspos dengan bentuk letak yang mudah tertangkap oleh mata.
Lampu ini menjadi penanda kelas sosial pada masyarakat kolonial yang dibeda-bedakan berdasarkan ras dan status sosial.
Kesan klasik dan bentuknya yang unik cocok digunakan pada ruangan dengan gaya interior apapun sebagai centerpoint yang memukau.
Koleksi lampu ini umumnya menghias bangunan rumah peristirahatan dengan taman yang luas, yang lazim disebut landhuis dengan patron Belanda.
Lampu gantung porcelain dengan nuansa lawas ini, sering memiliki tampilan yang dibiarkan apa adanya sekaligus bisa merekam ulang era masa keemasannya menerangi ruang baca milik Meneer Belanda.
Merekam Sejarah Lewat Koleksi Lampu Indisch...
Bayangkan kenyamanan ini: mau menyalakan lampu listrik tinggal pencet, mau mandi air hangat tinggal putar. Pada masa Hindia Belanda , di bawah tanah membentang jaringan pipa gas, di samping pipa air, dan kabel listrik.
Kenyamanan serupa lebih dari 1,5 abad lalu telah dipikirkan, dibangun dan dinikmati di Indonesia, zaman Belanda.
Tentunya lebih banyak noni-noni dan tuan-tuan Belanda yang menggunakan lampu jenis ini pada rumah-rumah penguasa wilayah pada masa itu.
Hindia Belanda pada awal abad ke-20 merupakan gambaran bagaimana kehidupan modern merasuki kehidupan masyarakat di setiap kota dengan berbagai pernak-perniknya.
Banyak orang pula yang mengagumi lampu listrik model ini, karena bahannya yang terbuat dari porselen yang nampaknya sudah ada sekitar tahun 1910-an. Apalagi, kenangan yang dibawa lampu baca ini membawa sensasi tersendiri.
Lampu baca ini sudah tua usianya, kini tergolong langka dan sudah tidak diproduksi lagi. Sehingga saya kini semakin berhati-hati menyimpannya.
Mempunyai desain bentuk "caping" kerucut menghasilkan suasana cahaya tenang juga mempunyai aura yang sanggup menahan keabadian. Tertarik memilikinya ?? SOLD OUT